Buku
Sebenarnya
satu hal yang bisa membuat kita maju dalam bidang ini yakni komitmen. Saya diberi
talenta membaca, maka saya tetap berkomitmen untuk mengembangkan talenta saya dengan terus
membaca apa saja yang senang saya baca, hal inilah yang membantu saya untuk
berkomunikasi dengan siapa saja, saya merasa sangat ‘nyambung’ dengan
pembicaraan orang karena refrensi saya banyak. Mungkin benar pepatah Inggri itu
“tell me who your friends are, and I will
tell who you are” (Siapa temanmu, kamu akan cendrung seperti temanmu).
Hahahaha apakah saya lalu disebut buku, karena saya sering berteman dengan
buku? Bukan itu pointnya! Kata Opa Allo,
saat anda membaca, anda berdialog dengan penulis bukunya. Jadi itu yang benar,
teman anda bukan bukunya tapi penulis buku tersebut.
Ada
satu keganjalan dalam sering kami malam itu, ada seorang teman yang mengungkapkan
bahwa dia tidak punya hobby membaca, bagi dia baca hanyalah untuk memenuhi
tuntutan misalnya akan ujian dan lain-lain. Saya sempat kaget mana mungkin ada mahasiswa
yang tidak hobby membaca? Lalu dari mana refrensi diskusinya nanti, bagaimana
dia bisa mempertahankan argumem-argumennya ketika berdebat, apakah dia nanti
hanya berbicara berdasarkan perasaan? Aku tidak mengerti. Tapi okelah saya
maklum, bahwasannya membaca hanyalah salah satu metode belajar. Ada banyak cara
belajar yang lainnya selain membaca, termmasuk dengan mendengar, melihat dan lain-lain.
Mungkin dia memiliki cara belajar dengan menghayal yah????????? 😜😜🙍
Terlepas
dari isi sharing dan pengalaman belajar teman-teman di atas, saya lalu
mengungkapan pengalaman saya, bagi saya membaca sama dengan makan. Makan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh, membaca untuk memenuhi kebutuhan jiwa. Baca buku
filsafat untuk meletih jiwa semakin kuat. Maka membacalah. Bagi saya tiada hari
tanpa membaca. Buku adalah guru, teman, pemotivasi, pengkritik, buku bahkan
mentor saya yang mengarahkan kepada kesuksesan. Pengetahuan itu mahal, mengapa
saya mebuang banyak waktu dengan tidak membaca?
Terserah,
orang lain memiliki gaya belajarnya tesendiri, tetapi bgai seorang mahasiswa apalagi
pelajar filsafat dan sastra, sebenarnya membaca adalah kewajiban. Apa untungnnya
membaca, lagian orang yang rajin membacapun sama saja dengan orang yang tidak
rajin membaca, mungkin demikian asumsi mereka. Itu pemikiran mereka. Saya hanya
tetap dan akan selalu terus membaca buku di manpun dan kapanpun jika ada buku
akan saya baca. Banyak tokoh hebat dunia atau nasional justeru adalah mereka
yang tekun dan rajin membaca. Contoh Soekarno, anda tidak akan pernah bisa
menghitung berapa banyak buku yang dia baca. Terlihat melalui pidato-pidatonya
yang selalu punya refrensi yang kuat dan jelas. Dia bahkan menguasai beberapa
Bahasa asing seperti Jerman, Belanda, Inggris, Prancis. Apakah beliau pernah
sekolah sampai Doctor? Tidak!! Dia hanyalah seorang pemuda tamatan S1 ITB, dia
bahkan tidak pernah sekolah di luar negeri. Tokoh saat ini yang fenomenal, Lihatlah
Rocky Gerung. Yah, terlepas dia pada posisi politik yang berseberangan dengan
pemerintah, namun bagi saya dia tetap sebagai inspirator dan bukti nyata dari
kekuatan membaca. Itulah kekuatan membaca buku. Maka bacalah! Pola belajar saya
justeru melalui cara membaca banyak. Itu kekuatan saya dan itulah kekuatan
orang pada umumnya. Kamu mungkin jauh lebih rajin membaca dari saya. Buktikan!
5.
https://encyclopedia.ushmm.org
6.
Journalphilosophy.com
8.
z-library
Tidak ada komentar:
Posting Komentar