Rabu, 08 Desember 2021

Henri Bergson

Henri Bergson[1]

Biografi:

Henri Bergson seorang filsuf prancis lahir di Paris 18 Oktober 1859. Ayahnya adalah seorang pemusik dan komponis yang mengungsi dari Polandia. Ibunya berasal dari inggirs. Ayah dan ibunya penganut agama Yahudi dan Bergson dibesarkan dalam suasana Yahudi. Ia tertarik kepada Gereja Katolik tetapi tidak dibaptiskan sebagai bentuk kehormatannya terhadap komunitas Yahudi. Ia meninggal di Paris 1941. Bergson mendapatkan pendidikan yang bagus selama di Paris, Ia belajar bersama Emil Durkheim dan Jean Jaures. Henri kemudian mengajar di Universitas namun cepat pension oleh karena alasan kesehatannya.

Henri Bergson dalam hal pemikirannya banyak dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan juga pemikiran Herbert Spencer.

Karya-Karya Henri Bergson:

1.     Essai sur les donnees immediates de la conscience   (1889: Waktu dan Kehendak Bebas).

2.     Matiere et memoire (1896; Materi dan Ingatan).

3.     Duree et simultaneite (1922; Lamanya dan Keserentakan).

4.     L’evolution creatice (1907; Evolusi Kreatif)

Les deux sources de la morale et de la religion (1932; Kedua Sumber Moral dan Agama.

5.     Dalam bidang politik Bergson berperan, PD I: Mengabdi kepada negara sebagai utusan pemerintah Prancis. Ketua Komisi Kerja Sama Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Terlibat dalam persiapan pembaruan pendidikan di Prancis. Terpilih sebagai anggota Academie Francaise (1914). Menerima nobel Kesastraan (1928).

Pemikiran:

a.     Pemikiran Bergson Tentang Moral dan Agama

1.     Tentang Moral.

Bergson membagi persoalan moral ini menjadi dua bagian yakni moral tertutup dan moral terbuka. Moral tertutup menandakan masyarakat yang tertutup. Masyarakat tertutup bukan berarti karena keterbatasan ruang atau hanya meliputi sebagian orang saja tetapi karena dikuasai oleh suatu moral yang hanya berlaku dalam masyarakat tertentu saja atau tidak berlaku universal. Prinsip dasar moral tertutup ialah kerukunan di dalam dan permusuhan di luar. Dalam suatu negara, setiap warga memihak kepada sesama warga negara dan melawan musuh. Sumber moral tertutup adalah desakan sosial atau desakan kerukunan yang harus dimengerti sejalan dengan insting. Bagi Bergson kewajiban etis tidak berasal dari rasio tetapi berasal dari desakan sosial untuk tetap mempertahankan kehidupan dan kerukunan masyarakat. Sedangkan moral terbuka menandakan masyarakat terbuka. Moral terbuka bersifat universal dan mencari kesatuan antara seluruh umat manusia. Moral terbuka juga bersifat dinamis akibat dari perubahan masyarakat. Moral terbuka berasal dari emotion creatrice atau emosi kreatif yang mendorong individu melakukan suatu tindakan etis. Moral terbuka tidak didasarkan pada kewajiban, melainkan imbauan dan aspirasi. Hal ini telah ditunjukkan tokoh-tokoh dunia yang menggugah banyak orang untuk melalui tindakan mereka yang mencanangkan cinta universal sebagai cita-cita dan diwujudkan dalam kepribadian dan kehidupan mereka. Tindakan dari mereka yang memilik moral terbuka menggugah orang lain bukan karena desakan sosial dan alasan-alasan rasional tetapi karena keteladanan mereka.

2.     Tentang Agama

Bergson juga mengklasifikasikan agama menjadi dua yakni agama statis dan agama dinamis. Agama statis menurutnya, sangat lah berguna dalam menunjang kesatuan sosial. Dalam agama statis, penganut agama cenderung mengutamakan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan masyarakat umum karena mempunyai intelegensi. Intelegensi adalah kemungkinan bagi manusia untuk menggunakan dan menciptakan alat-alat buatan sehingga dengan intelegensinya manusia berusaha menjalankan pengaruhnya atas dunia material dan mengabaikan kepentingan umum. Oleh karena itu, akal budi sangat lah kritis dan mendorong orang mementingkan diri sendiri. Menurut Bergson, hal ini dapat mengancam kebersamaan dalam masyarakat. Pengaruh akal budi perlu diimbangi oleh la function fabularitic (bisa dikatakan sebagai mitos atau fantasi) yang dipandang berasal dari dewa-dewa yang berisi larangan dan adat kebiasaan. Melalui pelaksanaan tradisi adat dan penghukuman atas pelanggaran, para dewa dipandang telah menjaga susunan masyarakat dari perpecahan. Sedangakan agama dinamis Agama dinamis menurut Bergson adalah mistik. Para mistikus bersatu dengan usaha kreatif Allah (oleh Bergson disebut Elan Vital). Para mistikus merasakan kesatuan dengan Allah secara tertentu. Menurut Bergson, Tuhan adalah cinta dan objek cinta. Bergson mengatakan bahwa ada tujuan ilahi dalam proses evolusi yakni usaha Allah agar setiap makhluk mendapatkan kasihnya. Pengalaman akan kasih Allah tidak dapat dipahami oleh intelek, tetapi hanya dapat dipahami melalui intuisi. Melalui intuisi manusia mencapai taraf reflektif atau mencapai pengalaman mistik. Menurut Bergson Elan Vital (dapat dikatakan sebagai Allah) dikomunikasikan orang-orang tertentu yang disebut mistikus. Para mistikus mengalami kontak atau komunikasi secara intens dengan Tuhan. Kaum mistik inilah yang berpartisipasi dalam kasih Tuhan bagi umat manusia.

Menurut Bergson, dalam agama Kristen mistik mencapai bentuknya yang paling lengkap karena di situ mistik disertai aktivitas dan kreativitas. Dalam agama dinamis para menganut agama mengamalkan hal yang dipercayai atau diimani dalam aktivitas dan karya. Pengalaman bersama Allah diaktualisasikan dalam realitas hidup. Melalui pengalaman mistik manusia dapat merasakan adanya energi kreatif yang bekerja dalam dunia yakni cinta. Sama seperti moral terbuka, agama terbuka juga mengamalkan cinta universal untuk semua orang, tidak hanya untuk kelompok tertentu saja.

b.     Pemikiran Tentang Dure dan Kebebasan



[1] Sebagian besar isi artikel ini saya salin dari materi presentasi kelompok, pada kelas Capita Selecta semester VII, Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2021/2022. Sebagian lainya adalah hasil pencarian saya secara personal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...