Kamis, 20 Desember 2018

ketika tuhan berhenti bicara


Ketika Tuhan Berhenti Berbicara
Tercatat malam atau pagi dini hari jam 1.21 am, tgl 14-12-2018, pesta st Yohanes dari Salib. Aku hanya termenung kebingungan, dengan ditemani segelas kopi. Padahal besok aku akan mengikuti ujian filsafat pancasila, tetapi aku tidak pernah fokus belajar lagi, semua terjadi biasa saja, kuliah semacam tidak kuliah, aku bahkan mencapai rekor alpa terbanyak di kelas. Bagi saya kuliah itu mebosankan, beajar itu malas, yang paling menakutkan bagiku adalah kebodohan. Untuk menghilangkan ketakutannku ini maka belajar menjadi sangat penting. Tidak hanya belajar konsep dari berbagai buku yang dibaca tetapi  juga belajar dari kehidupan.
Seharian ini aku tidak kuliah, dan seperti biasa aku paling tahu bagaimana menghabiskan waktu luang itu. Berbeda dengan yang lain, mensyukuri karena bisa membaca tetapi aku justeru minggat dari biara seolah-olah ke kampus, padahal aku harus ke tempat lain. Mendukung pernyataanku di atas bahwa belajar tidak hanya melalui buku-buku pelajaran di kampus, tetapi tetaplah baca sebagai pengetahuan tambahan, karena bagiku, ketakutan terbesar adalah kebodohan. Belajar juga melalui pengalaman nyata, konkreat. Dan hari-hari luang yang aku pakai untuk pergi ke tempat lain, dan dari sanalah aku belajar banyak hal yang baik dan yang buruk.
Nah, ketika Tuhan berhenti bicara aku bebas melakkan apa saja, seperti yang Sartre katakan.
Sintuz Bezy
Penfui, Kupang 21/12/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...