Maria Menghadirkan TUHAN Bagi Siapa Saja Yang
DijumpaiNya.
Oleh : Bro.
Sintus, OCD
Dikatakan bahwa di bawah altar utama
Basilika St Petrus tersimpan tulang belulang sang santo, sehingga banyak orang
datang untuk berziarah ke kota Roma demi mendapat rahmat dari santo Petrus.
Tradisi juga menceritakan bahwa St. Thomas rasul setelah mewartakan Injil di
India mati dan dikuburkan di sana,
begitupun St. Yakobus yang kuburnya terdapat di Spanyol yakni di kota Santiago.
Negara-negara baik Roma, India maupun Spanyol mengklaim bahwa ada relikwi St.
Petrus, Thomas, dan Yakobus yang tersimpan di tempat mereka dan kemudian
dijadikan obyek wisata.
Pada abad-abad lalu dan bahkan sampai sekarang
banyak peziarah Kristiani dari belahan
dunia datang mengunjungi tempat-tempat kudus tersebut. Pesrsoalah tentang apakah tulang-belulang itu
betul-betul milik sang Santo atau cuman replikasi, itu persoalan kemudian
tetapi yang pasti bagi kita bahwa ada negara tertentu yang mengklaim menjaga
dan menyimpan tulang-belulang para Santo tersebut dan kita meyakininya. Namun tidak dengan Maria Ibu
Yesus. Kita tidak pernah dengar satu kotapun yang mengklaim bahwa menyimpan
tulang belulangnya. Dan jikapun di Efesus
atau di Yerusalem tempat Maria mengakhiri hidupnya
diklaim bahwa ada makam Maria tetapi
tidak dapat dipercaya seratus persen, karena tidak ada orang yang berziarh ke sana.
Gereja tidak memberi defenisi
yang pasti apakah Maria sempat mati atau tidak. Jika memang Maria pernah mati
berarati Ia juga pernah dikuburkan dan klaim bahwa ada makam Maria bisa benar
juga. Namun jika Maria tidak sempat mati, hal tersebutpun dapat dipercaya.
Banyak teolog yang meyakini bahwa Maria memang pernah
mati. Jika Yesus yang adalah Allah saja wafat, mengapa Maria tidak mengalami kematian, itu argument mereka. Dalam
sebuah refleksi di Katolik life, Paus Yohanes Paulus II
menyatakan bahwa "Bunda tidak lebih tinggi dari Putera".
Pernyataannya itu memperkuat keyakinan bahwa Maria mengalami kematian jasmani.
Karena Yesus sendiri harus wafat, maka logis sekali jika kita beranggapan bahwa
Bunda Maria juga wafat secara fisik sebelum ia diangkat ke surga. Karena kita
yakin bahwa Bunda Maria dikandung tanpa dosa dan tetap "penuh rahmat"
sepanjang hidupnya di dunia, logis juga jika kita beranggapan bahwa tubuh
jasmaninya dihindarkan dari kerusakan setelah kematiannya.
Tetapi bisa benar juga kalau kita meyakini bahwa
Mari tidak mati secara fisik.. Dogma Santa Perawan
Maria diangkat ke surga dirayakan untuk menghormati suatu kebenaran, yaitu
bahwa setelah akhir hidupnya di dunia, Maria diangkat ke surga
dengan jiwa dan raganya. Dalam Kitab Kejadian 5:24 dan 2 Raja-raja 2:1-12 Kitab
Suci menceritakan bagaimana tubuh Henokh dan Elia diangkat ke surga. Jadi hal
diangkat ke surga bukanlah hal baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Walau Gereja tidak pernah menegaskan secara resmi
apakah Bunda Maria benar-benar meninggal secara jasmani, meskipun banyak ahli
yang beranggapan demikian. Tetapi
yang harus digaris bawahi di sini ialah bahwa Maria telah mengakhiri
pesiarahanNya di dunia ini. Dia telah diangkat ke dalam kemuliaan Surga.
Bukti lain tentang
Maria
diangkat ke Surga dengan jiwa dan badanya ialah bahwa Maria menampakan diri. Hanya orang yang telah
mengakhiri peziarahan di dunia ini yang dapat
menampakan diri. Henok setelah hidup bergaul dengan Allah, tidak ada lagi. Ia
telah diangkat ke Surga. Ataupun Elia yang setelah selesai hidup di dunia ini
dihantar dengan kereta kuda berapi menuju Surga dan disaksikan oleh Elisa
muridnya. Elia memang tidak mengalami
mati fisik, tetapi karena Ia telah hidup pada ratusan tahun sebelum Yesus dan
pada zaman Yesus Ia menampakan diri. Ataupun juga tentang
Musa. Musa mati sebelum memasuki Israel dan sampai sekarang para arkeolog
mencoba untuk menemukan kuburnya tetapi tidak berhasil. Bisa disimpulkan bahwa
Musa juga memang telah bangkit dengan jiwa dan raganya. Saya tegaskan lagi hanya
mereka yang telah mengahiri
peziarahan di dunia ini yang dapat menampakan diri. Pada pesta transfigurasi ada tokoh Musa dan Elia
yang bercakap-cakap dengan-Nya. 2 nabi
perjanjian lama ini menampakan diri. Yesus juga
setelah bangkit,
menampakan diri kepada murid-murid-Nya. Mariapun seperti itu. Kita
tahu Maria menampakan diri di berbagai tempat dan yang paling terkenal di Lourdes,
Fatima dan juga di Gaudalupe. Jika Maria
sempat mati fisik, berbarti dia telah dibangkitkan dan seperti Yesus atau Musa
yang menampakan diri lagi. Dan jika Maria tidak mengalami mati fisik Dia sama
seperti Elia yang menampakan diri lagi. Elia, Musa
Yesus menjadi contoh dalam Kitab Suci dan karena Maria juga menampakan diri berarti memaang
Maria telah diangkat ke surga jiwa dan raganya.
Berpedoman pada bukti di atas maka gereja
Mendogmakan keyakinan Maria diangkat ke Surga dengan jiwa dan raganya, tetapi bukan ini
satu-satunya ada alasan
lain yang lebih spekulatif teologis untuk menjawabi mengapa Gereja menepatkan
dogma Maria diangkat kesurga.
Memang kata “Diangkat ke Surga” tidak ada dalam Kitab Suci.
Sehingga banyak orang yang menafsir secara harafiah mengalami kesulitan dalam
memamahami keyakina ini. Namun demikian, pertama-tama kita patut berdiam diri
dan merenungkan peran Bunda Maria dalam Misteri keselamatan, sebab inilah yang
menjdai dasar dari keyakinan Santa Perawan Maria diangkat ke Surga. Kita yakin
bahwa sejak awal perkandungnya, karena kasih karunia dari Allah, Maria bebas
dari segala noda dosa termasuk dosa asal. Malaikat Gabriel menyapanya sebagi
penuh rahmat. Sementara Elisabet memujinya melebihi semua wanita yang ada di
kolong langit ini. Maria telah dipilih untuk menjadi Bunda dari juruselamat
kita. Dari kuasa Roh Kudus ia mengandung Yesus Kristus Putera Allah, melalui
dirinyalah Allah merubah rupa seperti manusia. Maria kemudian disebut sebagai Theotokos (yang melahirkan Allah).
Ada seorang penulis mengungkapkan bahwa
jika kita menelusuri hidupnya. Tokoh Maria memang betul-betul menghadirkan
Tuhan kita kepada orang-orang yang dijumpainya. Seperti kepada Elisabet dan
puteranya, sehingga Yohanes Pembaptis yang masih dalam kandungan Elisabet
melonjak kegirangan atas kehadiran Tuhan. Demikian juga menghadirkan Tuhan
kepada para gembala sederhaana tetapi juga kepada 3 majus dari Timur yang
bijaksana. Juga kepada warga Kana yang kehabisan anggur saat pesta, Tuhan
meluluskan kehendak Maria dan melakukan mukjizatnya yang pertama. Terlebih lagi
Maria berdiri di kaki Salib Putera-Nya memberi-Nya dukungan dan berbagi derita
lewat kasihnya seperti yang halnya diberikan oleh seorang ibu. Dan akhirnya
Maria ada bersama para rasul pada hari pentakosta ketika roh kudus turun atas
para rasul dan kelahiran Gereja. Kita masing-masing dapat melihat serta
merenungkan Maria sebagai hamba Allah yang setia, yang ikut ambil bagian secara
intim dalam kelahiran, kehidupan, wafat dan kebangkitan Tuhan.
Dari sini kita yakin sebagaimana yang
diajarkan dalam kekatolikan bahwa janji Tuhan yang diberikan kepada setiap kita
akan ikut serta dalam kehidupan yang kekal, termasuk kebangkitan badan,
digenapi dalam diri Maria. Maria diangkat ke surga sebenarnya sebagai
konsekwensi dari perkandungannya tanpa noda. Kita meykini bahwa mati dan kehancuran badan
adalah akibat dosa. Dan karena Maria tidak berdosa maka pasti Maria kalaupun
mati itu berarti sebagai keikut sertaannya dalam kematian Kristus dan Dia tidak
akan mengalami kerusakan badan. Maria turut serta dalam kematian Puterra-Nya
dan juga turut serta dalam kebangkitnanya. Uskup Theoteknos dari Livias
menyampaikan “Sebab Kristus mengambil kemanusian-Nya yang tak bernoda dari
kemanusiaan Maria yang tak bernoda, dan apabila Ia telah mempersiapkan satu
tempat di surga bagi para rasulnya, betapa terlebih lagi Dia mempersiapkan bagi
Bunda-Nya, jika Henok telah diangkat dan Elia telah naik ke surga betapa lebih
lagi Maria, yang bagaikan bulan bercahaya cemerlang diantara bintang-bintang
dan mengungguli segala nabi dan rasul.
Dari bukti-bukti analogis dan teologis
tentang Maria diangkat ke surga maka pada tanggal 1 November 1950 Paus Pius XII
dalam Munificentissimus Deus memaklumkan bahwa “Bunda Allah yang tak bernoda
dosa, Maria yang tetap perawan selamanya, sesudah menyelesaikan hidupnya di
dunia ini, diangkat memasuki kemuliaan surga beserta badan dan jiwanya”. Dengan
dogma yang baru ditetapkan ini maka penghormatan
kepada Maria yang semulanya muncul dari kalangan umat dan bukan dari para
pemimpin Gereja semakin berkembang pesat. Gambar-gambar Maria telah dijumpai di
dalam katakombe-katakombe Roma tempat umat Kristen bertemu, bahkan sejak abad
keempat, dan sejak saat itu devosi
kepada Maria secara eksplisit berkembang dengan baik. Maria dipuja oleh umat
Katolik Roma Ortodoks Timur dan Anglikan Agung.
Satu hal yang perlu kita teladani dari tokoh Maria ialah bagaiman dengan kesederhanaan, kemurnian dan
ketaatannya dalam menghadirkan Tuhan bagi semua
orang. Kepada para gembala miskin sederhana dan juga kepada 3 majus dari Timur yang
bijak. Kita sebagai pengikut Kristus sebenarnya diperkenankan meneladani contoh baik ini. Dalam pelayanan kita setiap hari tidak membatasi diri
hanya bagi orang-orang tertentu tetapi untuk siapa saja.
Mewartakan Injil Tuhan untuk mereka yang lemah tetapi juga untuk
mereka yang kuat. Berani melayani mereka yang bijak bestari tetapi juga untuk
orang yang pas-pasan. Menghadirkan Tuhan juga untuk yang miskin papa dan juga
untuk yang kaya raya. Kehadiran
kita jika itu membawa nama Tuhan pasti sangat berbahagia bagi mereka yang kita
jumpai.
Semoga permenungan ini semakin
menambah wawasan kita tentang Maria yang di angkat ke surga dan kita juga terinspirasi
untuk meneladani sikapnya teristimewa dalam menghadirkan Tuhan kepada sesama dengan tidak memandang
status.. .. Mungkin dengan cara ini kita juga diakhirat nanti termasuk salah satu
orang yang ditebus Tuhan dan menjadi orang yang juga mengalami kebangkitan
badan seperti Maria. Amminnnn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar