Sejarah Suku Poso'.
-Warukia- maronggela.
Beberapa waktu lalu saya
sempat menulis tentang etimologi nama Maronggela. Lalu saya positngkan itu ke
FB saya. Dari berbagai coment, ada yang meminta untuk menulis tentang asal-usul
orang Maronggela. Namun untuk mengetahuinya, saya akui bahwa mesti digali dari
tua-tua adat yang menurut saya masih ingat akan cerita leluhur tentang dari
mana orang Maronggela berasal. Dan saya belum menggali banyak informasi dari
mereka. Tapi syukurlah saya temukan informasi dari sumber lain, dan darinya
saya bagikan kepada saudara sekalian, sekedar untuk didiskusikan, tambahan dan
masuka dari anda sealian yang sempat membaca ini sangat saya harapkan agar kita
sampai ke suatu informasi dan pengetahuan yang akurat.
Sekilas kampung lama
Warukia, terbentuk dari dua suku yatu suku Poso’ dan suku Retas. Berikut ini adalah asal-usul
penghuni suku Poso’. Suku Poso’ merupakan suku berasal dari Gowa di Sulawesi,
karena perang mereka mengungsi ke Flores dan menetap di kampung Poso’. Pasangan
keluarga itu adalah Bapak Ndeze’ dan Mama Lenang. Setelah Ndeze’ dan Lenang
sampai di daerah Poso’ mereka membuka ladang serta membuat perkampungan bersama
keluarganya. Beberapa tahun kemudian lahirlah seorang anak laki-laki dari
keturunan Bapak Ndeze’ yang diberi nama Pu’un. Setelah beranjak dewasa, Pu’un
meminang seorang anak perempuan yang berasal dari kampung Namut. Perempuan
tersebut adalah anak dari Dalu Namut. Seperti orang berbudaya lainnya, mereka
juga melewati acara pernikahan
berdasarkan adat suku Poso’. Lalu perempuan tersebut dibawah ke rumah sang
suami di kampung Poso’. Kehidupan keluarga tersebut tidak berlangsung lama. Beberapa
waktu setelah perkawinan terjadi perselisihan yang menjadi awal dan
penyebab bergabungnya suku Poso’ dengan beberapa suku lainnya seperti Retas sehingga
membentuk Warukia.
Ada beberapa peninggalan di
Suku Poso' yaitu:
1. Watu Landor: watu landor merupakan sebuah “batu
loncat” yang digunakan oleh penghuni suku Poso' untuk menentukan layak tidaknya
seorang laki-laki dan perempuan beranjak ke perkawinan. Watu Landor terdiri
dari tiga batu yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Terdapat sat batu
yang paling tinggi kira-kira 1,5 meter yang akan dilompati oleh laki-laki
dan batu yang berukuran sedang kira-kira 1 meter untuk dilompati oleh perempuan
sedangkan batu yang paling kecil digunakan untuk melakukan acara adat potong
gigi (Rosong Ngis).
2. Gumbang Zuma; merupakan situs bersejarah
peninggalan Suku Poso' yang diwariskan untuk suku Warukia. Suku Poso' membuat
Gumbang Zuma' dengan alasan bahwa secara geografis warga Suku Poso' hidup di atas puncak gunung Poso' yang
dipimpin oleh Gelarang Poso'. Mereka mengeluh akan susahnya mendapat air minum
dimana tempat tersebut benar-benar tidak terdapat mata air. Warga suku Poso' berhasil membuat dua buah
lubang batu dengan dilengkapi tutupan
dan alu yang digunakan untuk mengetuk dasar lubang pada saat meminta air hujan
kepada leluhur. Lubang pertama diberi nama Gumbang Zuma' Wina (Gumbang Zuma' Perempuan) yang digunakan warga Suku Poso' untuk cuci dan
mandi. Lubang kedua diberi nama Gumbang
Zuma Rana (Gumbang Zuma Laki-lak)i yang digunakan untuk keperluan minum.
UNTUK DIDISKUSIKAN, MASUKAN DAN TAMBAHAN SANGAT SAYA
HARAPKAN.
Catatan
:
Tulisan ini saya dapatkan dan sadur bebas dari buku kenangan yang
ditulis oleh masahiswa dari Universitas Negri Sebelas Maret Solo. dengan judul
Mronggela Miniatur Surga Di Timur Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar