Sabtu, 02 Februari 2019

bingun, cari titik star



Bingung! Cari titik Start.

          Perkenalkan namaku Brida. Bapak sering bilang bahwa Brida itu adalah tokoh utama dalam salah satu novel Paulo Coelho. Maklumlah, bapakku pencinta sastra. Novel Paulo Coelho menjadi bacaan favoritnya. Bahkan bapak selalu memprioritaskan buku-buku penulis hebat ini jika beliau berkunjung ke tokoh buku. Itulah bapak, guru dan motivator hidupku. Aku seorang pelajar, mahasiswi di salah satu universitas di tempat ini. Seperti para pelajar lainya, aku juga sangat rajin mengikuti kuliah-kuliah di kampus, dan menyelesaikan banyak tugas. Saat ini sedang menggarap skripsiku. Yah, aku hanya mau agar target perkuliahanku delapan semsester itu selesai. Ini pesan ibu sebenarnya, sebab bukan aku saja yang harus disekolahkan oleh “ortuku.”  Aku masih punya adik yang sedang sekolah, walau kakak sulungku sudah menyelesaikan kuliahnya, bukan berarti beban orang tua semakin ringan.  Ibu sangat sayang kepadaku, apalagi bapak. Sebab aku putri tunggal, maksudku, saudaraku yang lain semuanya laki-laki hanya aku perempuan, jadi aku benar-benar dimanja oleh bapak. Ini natural, sebab anak laki-laki biasanya lebih dekat ke ibu, dan aku sebagai anak perempuan lebih dekat ke bapak. Mungkin teori Oedipus Complex oleh Freud ada benarnya.
          Sejak putus dengan pacarku, aku merasa hidup ini tak ada artinya. Entahlah, mengapa. Kami sbenarnya saling sayang, percaya satu sama lain, dan menjalani hubugan yang begitu lama, hingga aku berpikir bahwa mungkin dialah orang yang Tuhan berikan kepadaku. Ternyata semua tidak seperti yang dipikirkan. Kami harus berpisah dengan beberapa alasan yang sulit aku ungkapkan. Itulah, dunia percintaan, ada suka dan duka, cinta dan benci, gembira dan kecewa. Namun itu sudah lama sekali, aku bahkan sudah tidak menyimpan rasa sedikitpun lagi dengan mantanku. Mantan yah mantan. Putus yah putus. Tetapi kami masih tetap berteman. Hari-hari ini aku memang single saja. Yah, terkadang aku memang malu dengan teman-teman kampusku yang selalu lengket dengan pasangannya, walau di sisi lain aku bersyukur single sebab lebih leluasa dan fokus pada kuliahku. Lagian jodoh itu selalu Tuhan berikan yang terbaik. Tidak harus saat ini. Dan aku percaya mukjizat itu nyata.
          Hingga di suatu malam, saat acara sykuran wisuda temanku. Aku tidak mengerti mengapa? Soal rasa memang selalu sulit aku pahami. Rasa itu bukan berada di kepala, tetepi ada di dada. Dada dan kepala terpisah oleh leher sehingga rasa memang tidak terintervensikan oleh pengaruh kepala, ini makanya aku sulit memahaminya. Malam yang menyisihkan sesuatu dalam dadaku. Aku ingat betul, malam syukuran wisuda temanku. Perjumpaan yang tidak begitu lama dan ngobrolpun tak lama juga. Semua terjadi secara kebetulan dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, apalagi kami terjebak dalam status yang berbeda. Santiago demikian namanya, sebenarnya adalah calon pendeta Katolik. Dia datang sebagai undangan untuk memimpin upacara syukuran wisuda temanku itu. Dia begitu gagahnya berada di depan kami dengan jubah putih nan suci menutup sepatunya. Santiago, yah Santiago. Aku bahkan tidak pernah lupa namanya sejak perkenalan pertama malam itu.
          Santiago sebagai calon pendeta Katolik, atau sering disebut calon pastor. Aku tahu mereka itu akan berjanji hidup tanpa isteri selamanya, tanpa harta, tanpa gelar, dan hidup miskin. Sebab orang-orang seperti mereka punya cara pandang yang berbeda tentang kebahagiaan. Bible adalah bacaan wajib mereka, dan mengabiskan banyak waktu dengan mengkhotbahkan Kerajaan Surga. Mereka orang-orang yang berani melepaskan kehidupan dunia ini demi suatu kebahagiaan paripurna di akhirat nanti. Hmmm Santiago malang, mengapa engkau terjebak dalam panggilan gila ini? aku mengutukki Santiago, yang tampan, rambut lurus diacak sedikit berkuli putih, tinggi yang ideal dan berhidung mancung sangat memikat lawan jenis itu. Aku benci padamu. Mengapa engkau memilih menjadi pastor. Engkau kehilangan dunia Santiago. Surga ada di dunia ini, bukan di akhirat. Andai engkau bukan seorang calon pendeta Katolik pasti aku sudah menggodamu. Dari caramu, aku tahu kamu orang yang mudah tergoda dan terpukau dengan kecantikan seorang perempuan. Tetapi karena engkau berbeda itulah maka aku jadi gugup.
          Aku berani katakana ini sebab aku terpikat dengan kecakapan Santiago, dia begitu sempurnahnya. Aku benar-benar tersiksa oleh senyumannya, dan ahhhh, sulit aku mengungkapkan. Aku terjebak rasa kepada Santiago. dia masih sangat mudah, kemungkinan umurnya 2/3 tahun di atasku. Sejak perjumpaan malam itu aku benar-benar terpikat hati kepada Santiago. hmmm, andaikan dia memahami rasa ini. andaikan Santiago tahu apa yang ada dalam pikiranku, tak ada yang lain, kumengisinya dengan bayangan Santiago. sebelum berpisah, aku dan Santiago sempat bertukar no WA, sebab dia butuh dikirimi foto-foto kami malam itu yang masih di Hp-ku. Hingga kini foto itu belum dikirim. Huh, tidak penting. Yang penting adalah kami saling bertukar nomo ponsel. Santiago sangat perhatian, setiap hari selalu menanyakan kabarku, dan sering koment story2 WA-ku. Walau kami terpisah ruang, tapi rasa itu seolah ada. Aku semakin tersiksa oleh rasa ini. aku berdo semoga Santiago memahaminya, semoga dia tidak begitu kudus untuk mengabaikan perasaan manusiawi.
          Hari-hari berlalu, dan ketika aku pindah indekosku, maka kesempatan untuk berjumpa Santiago semakin besar. Ternyata mukjizat selalu nyata. Aku benar-benar berjumpa Santiago. hehehe, dia begitu dekatnya denganku, dan begitu ramahnya dia menyapaku. Aku sangat gembira, sebab aku yang masih baru di lingkungan ini, ternyata ada orang yang mengenalku dan bahkan memperlakukanku seperti sekawan yang sudah bertahun-tahun bersahabat, dan yang lebih menarik lagi bahwa orang itu adalah Santiago. doa terkabul. Aku selalu mengajaknya berkunjung ke indekosku yang baru, tetapi selalu saja gagal terpenuhi, maklumlah sebab Santiago memiliki jadwal yang padat setiap harinya. Sebab dia juga masih seorang pelajar sepertiku.
          Aku memang tidak sangat berharap perhatian apalagi Cinta Santiago, sebab aku tahu semuanya siapa dia dan bagaiman dia berelasi dengan lawan jenis. Mereka adalah orang-orang yang berbeda, yang bersembunyi dari dunia. Visi mereka surga. Walau aku selalu menganggapnya sebagai suatu kebodohan.
Ternyata, Santiago diam-diam sebenarnya mengagumi diriku. Aku yakin seratu persen, aku bisa menebak melalui matanya, cara bicaranya, gerak-geriknya. Santiago mengekspresikannya begitu jelas. Aku mennangkap tanda-tanda itu. Dia menitip salamnnya melalui temanku, dan dia mengingini aku mengajaknya ke indekosku. Aku hanya mengafirmasainya, dan aku merasakannya. Lagi-lagi soal rasa, jika pasangan itu serasi, pasti mereka memiliki rasa tarik-menarik. Dan aku rasakan itu dari diri Santiago. namun kami bingung mencari titik start. Aku membiarkan Santiago yang memulai tetapi rupanyan terlalu lamaku menunggu dan itu siksa bagiku. Aku pun ingin memulainya, tetapi hokum alam selalu mengatakan bahwa lelaki yang harus memulai, maka aku ragu.
Kami bingun mencari titik start. Santiago dan Brida.

*****
Cinta, apa arti semua ini? Cinta, mengapa engkau menjebakku hingga sejauh ini? Cinta bagaimana aku harus memahami? Mungkin benar kata orang cinta itu buta. Sebab aku tak dapat melihatnya, sebab aku sulit memahaminya, sebab aku begitu mendambakan cinta itu. Terlalu banyak teori cinta yang aku pelajari, tetapi jika belum merasakan apa itu cinta, semua menjadi tidak bermakna. Namun, ketika aku sudah merasakannya, mengapa harus terjadi seperti ini? Siang dan malam, aku terus mencari jawaban.
Yah, terlalu lama kumenunggu. Aku tidak akan melanggar hukum alam. Itulah aku. Bukan rumput yang mencari kuda! Bukan bunga yang  mencari kumbang! Di salah story WA-nya Santiago pernah menulis, “wanita itu seperti gula, semakin manis ia, semakin banyak semut yang mengerumininya”. Aku bisa mereka-reka sebenarnya ia memaksudkannya untukku. Yah, aku gulanya, aku hanya bisa menunjukkan kemanisanku, lewat senyumku, penampilanku, responsku, pelayannku, perhatianku. Sebab gula memang harus menampilkan kemanisannya, supaya semut bisa mengerumuninya. Tetapi semut macam apa sih Santiago itu? Yah, tidak mungkin aku yang memulai, sebab aku harus pasif, Santiago terlalu lama membuang waktu dengan menunda dan menyembunyikan rasanya. Hmmm, Santiago malang engkau pasti tersiksa dengan rasamu itu, aku prihatin terhadap dirimu, engkau menyembunyikan rasa, engkau mati Santagi. Aku terlalu kecewa dengan Santiago yang tersu pasif itu. Sebab, Aku tahu Santiago benar-benar mengagumi diriku, aku merasakannya. Bukan aku yang terlalu percaya diri, tetapi itu semua karena perhatian Santiago. Dia sangat memperhatikanku, walau dalam diamnya, dia mendambakanku, dia menginginiku. Aku yakin itu. Hanya, dia terlalu banyak menimbang-nimbang untuk memulainya. Itulah Santiago. Apakah dia takut aku tak mampu membahagiakannya? Hmmm, tentu tidak! Mungkin dia takut dirinya tak mampu membahagiakanku, sebab statusnya. Aku tidak perduli! Pokoknya, dia harus memulai…!
Strory WA-nya benar, “wanita itu seperti gula, semakin manis ia, semakin banyak semut yang datang mengerumuninya”. Aku terlalu membuang waktu mengharapkan Santiago memahami semuanya, tetapi rupanya ia terlau bodoh, ia terlalu buta. Ia tidak pernah memahami perasaan seorang wanita, ia tidak menangkap dan mengerti apa yang ada dalam hatiku. Semut macam apa kau Santiago, semut mati rasa. Aku sudah menunjukkan kemanisannku, masakan engkau tidak datang mencicipinya, mungkin engkau semut buta. Aku kutukki Santiago terus, sebab aku tersiksa dengan rasa yang terpendam ini, rasa harus diolah supaya tidak busuk. Santiago menyembunyikan kemanusiawiannya, dia hidup di alam ideal. Kenapa Gereja Katolik menyiksa begitu banyak pria untuk tidak menikah? Mengapa? Gereja yang malang. Mengapa engkau memilih untuk tidak perduli dengan perasaan seorang gadis? Santiago, aku kasihan kepadamu. Hiduplah seperti boneka, tidak tahu bagaimana harus mencintai seorang wanita. Engkau tidak akan pernah bahagia di dunia ini.
Story WA itu, ternyata terbukti benar. Yah, aku terlalu mengharapkan Santiago bodoh itu. Dia buta dalam cinta. Yah, semakin manis gula, semaki banyak semut yang datang mengerumuninya. Hehehehe, aku sekarang mengerti apa arti kalimat tersebut. “wanita itu seperti gula, semakin manis ia, semakin banyak semut yang datang mengerumunianya”. Bukan hanya Santiago semut tersebut. Aku sekarang baru merasakkannya, dan aku paham. Terima kasih Santiago, walau engkau buta dalam rasa, tetapi kalimat di strory Wa-mu itu benar… aku saja yang tidak pernah sadar, ada semut lain yang datang mendekat dan ingin mencicipi kemanisanku. Hmmm, ada semut lain, semut itu sangat dekat, di sekelilingku,, dia berada bersamaku, selalu bersua denganku setiap hari, semut itu sangat mungil, dia itu.. ..
Pedro……. Hehehehe, semut baru itu adalah Pedro. Bukan semut baru sebenarnya. Dia sudah lama mendekatiku, akunya yang tidak pernah paham soal itu, aku yang tidak mengerti itu. Pedro, cowok manis yang tinggi serasi denganku, dia ternyata mengidolakanku, sejak aku bergabung di indekos baruku. Hehehe, uhhhh,, betapa aku tidak pernah memahaminya yah.. ? hmmm, cinta ew>>  Pedro, cowok berkaca mata itu.. yang setiap hari selalu berada di kamar sebelah kamarku. Yah, Pedro bukan seperti Santiago, dia orang biasa. Bukan calon pendeta Katolik, maklumlah kalau dia menghabiskan banyak waktu bagadang, bercerita dll di kamar sebela kamarku. Di kamar sebelah itu adalah kamar milik sahabatnya, Charles. Mereka adalah sahabat, dan sering menghabiskan banyak waktu bersama. Itulah anak muda. Itulah pria, selalu ingin bersama, bergabung dan menceritakan topic-topik politik, bola, music dsb. Pedro sebenarnya mahasiswa, tungkat akhir sama seperti Charly sahabatnya itu. Kami semua mahasiswa tingkat akhir, di universitas yang sama, hanya beda fakultas. Kalau Charly sudah punya pacar, dan pacarnya adalah teman kelasku. Hehehehe, Cinta eww..
Hmmm, aku jadi bingung yah, mengapa harus terjadi seperti ini? Pacar Charly adalah teman kelasku, dan Pedro adalah sahabat baiknya Charly. Kermana yah?? Pedro saat ini single, sama seperti aku juga single. Suat malam, di saat rembulan  begitu terangnya, Pedro coba mendekatiku, tapi aku sudah diberitahu oleh Charly, bahwa Pedro memang sedang mengincarku. Itu benar, Pedro cowok yang nekat, dia tidak penakut seperti Santiago, mungkin karena dia lebih memahami perasaan wanita. Dia mengungkapkan rasanya terhadapku. Hehehe, Tuhan eww, kenapa begini? Aku sangat kaget dan tidak tahu, harus berkata apa? Aku hanya tidak percaya ternyata, Pedrolah orang yang sangat perhatian terhadapku, aku tidak pernah sadar, kami kamar bersebelahan tetapi mengapa aku tidak menyadarinya? Hmmm, aku sekarang mengutuki diriku. Aku bahkan melampaui Santiago bodoknya. Mengapa tidak? Sebab, seperti Santiago yang tidak pernah memahami perasaanku, seperti aku juga yang tidak pernah menyadari bahwa Pedro dalam diamnya begitu mengagumi diriku.
Aku sangat dilemma, antara menerimanya atau tidak? Aku juga sudah bosan jadi single terus. Sebab masa mudah itu surga, single itu suatu kutukan. Kemalangan. Sudah begitu banyak waktu aku habiskan untuk berdoa mengharapkan pasangan. Aku sih mengharapkan Santiago, tetapi ternyata ada yang lebih luar biasa dari Santiago. Setelah aku menunda untuk mempertimbangkan secara baik, suatu malam. Yah di malam Minggu, aku memutuskan untuk menerimanya…..  …
******
Beberapa menit setelah aku menerima Pedro, barulah aku ceritakan kepada Santiago.  Ternyata Santiago sebenarnya adalah sahabat baik Pedro juga. Mereka sefakultas. Huuh, rasa, cinta, derita, bahagia,benci, bingung. Semua tercampur dalam benakku. Aku menerima Pedro dalam kehidupannku. Lima menit kemudian barulah Santiago mengirimkan cerpennya, yang katanya ia tuliskan untukku. Tuhan eww. Kenapa? Dan kenaapa Engkau menyiksaku dengan rasa dan cinta ini. Cerpen itu katanya baru selesai dia tulis dan special untukku. Cuman tiga halaman saja, tetapi sungguh menggugah diriku..
Aku menagis dan hatiku terasa sesak. Mengapa? Andaikan engkau mengirimkan cerpen ini sebelum aku mengiyakan cinta Pedro, pasti aku batal menenerimanya. Sakit sekali hati ini, sakit, kecewa. Aku sudah terlanjur menerima Pedro. Aku sangat perasaan kalau menolaknya, sebab lagi-lagi dari Santiago, katanya lelaki itu butuh dihargai, saat ia mengungkupakan rasanya (tembak kamu), terimalah saja, cinta akan dibentuk dalam perjalanan waktu, antara yang sebenarnya atau hanya memanfaatkan. Semua akan jelas nanti, untuk saat ini , terimala saja. Dan aku menerima cinta Pedro. Isiiiii cerpen itu, hmmmm. Santiago sialan, engkau terlambat lima menit. Huhh. Mengapa? Semua anggapanku ternyata salah!!!!!!! Aku selalu mengatakan bahwa Santiago tidak pernah memahami rasaku, ternyata aku salah! Aku salah paham. Santiago sangat memahami rasaku. Dia ungkapkan melalui cerpen itu. Kalimat pertama paragraph terakhir, itulah kalimat inti. Santiago, sebenarnya sangat memahami rasa, dia mengerti banyak tentang cinta, aku salah menganggapnya, aku kira dia tidak pernah paham tentang perasaan perempuan. Wooo, dia bahkan memamhami lebih dari yang aku pahami, dia bahkan merasakan lebih dari yang aku rasakan. Dalam cerpen itu bahkan dia memposisikan diri sebagai diriku, dan dia mengisahkan perasaan seolah-olah aku yang menceritakannya. Hmmm, aku aku keliru memahami itu. Dia bisa merasakan apa yang aku rasakan. Dia bisa menceritakan perasaanku, berarti dia pahaam betul perasaanku, dia sangat mengerti. Santiago aku mengagumi dirimu. Engkau bisa merasakan dua perasaan sekaligus.
Aku mengerti sekarang, ternyata Santiago sebenarnya, mengagumi diriku, dia hanya terjebak dalam statusnya, dan dia sebenarnya orang yang sangat sulit untuk berbicara secara langsung, dan mengungkapkan perasaanya secara spontan. Santiago adalah orang-orang yang terlahir dengan bakat alam, dimana mengungkapakan perasaan melalui tulisan. Itu makanya, ia mengirimkanku cerpen, ia ungkapkan rasanya melalui tulisan itu. Santiago, selama ini hanya mencari cara, bagaimana harus mengatakkannya, sebab status dan kepribadiannya. Ia bukan oran yang memiliki kepribadian yang berlainan, tetapi ia seorng seniman, yang mengungkapkan perasaan melalui karya seni, yaitu tulisan…
Namun engkau terlambat, inilah kelemahan darimu. Santiago, aku sudah terlanjur mangiyakan Pedro, dan aku tidak akan bisa mencabut lagi kata-kataku. Aku malu untuk menolaknya. Aku terlanjur, andaikan dari dahulu sudah kau ungkapkan rasa itu, pasti kita sudah jadian, aku tidak peduli dengan statusmu, walau teman-temanku selalu melarangku untuk tidak mendekatimu, tetapi aku tidak bisa bohing dengan rasa ini, seperti dirimu tidak dapat bohong dengan rasamu. Status bukan penghalang, cinta menembusinya, cinta melampauinya.
Aku memang menjatuhkan air mataku, lalu ku memuatnya dalam story WA-ku, aku lupa isinya secara pasti, tetapi maksud story itu ialah, aku mencintai Santiago tetapi Santiago tidak memahamiku, dan bersamaan dengan itu Pedro mencintaiku tetapi aku sulit memahaminya.  Apalah daya, itulah cinta. Tetapi Santiago orangnya sangat fleksibel, dia menasihatiku untuk menerima Pedro dalam hidupku, hargai Pedro sebab laki-laki butuh dihargai. Cinta antara sejati dan manfaat itu semua akan jelas dalam perjalanan hubungan ke depannya. Dan aku belajar untuk mencintai Pedro, apa adanya. Pedro mencintaiku, ia suka padaku, ia menginginiku, ia mengagumiku dan ia berani mengungkapkanku. Dan aku berpikir demikian, ia bisa ada di sampingku 24 jam sehari, sebab ia orang bebas, ia bisa menemaniku kemanapun aku mau, sebab ia bisa melakukannya. Sebagian besar hal-hal penting dalam hubungang percintaan bisa Pedro lakukan untukku jika dibandingkan dengan Santiago. Namun bukan untuk membanding, tetapi aku menyimpulkan bahwa Pedrolah lebih baik. Kami akan memulai bahtera cinta ini bersama. Aku dan Pedro.
Beberapa hari kemudian barulah aku paham, setelah Santiago menrevisi cerpennya, dan menambahkan kisah selanjutnya atas persetujuanku. Barulah semua menjadi klir, jelas terang benderang. Ini menjadi rahasiaku, aku tidak akan pernah bongkar semuanya dengan siapapun. Hanya aku dan Santiago. Aku paham mengapa dia tidak mau mengungkapkan perasaannya, pertama karena statusnya, kedua, kepribadiannya berbeda, yang sulit untuk mengungkapkan rasanya secara langsun. Dan ketiga sebenarnya, Santiago tahu bahwa Padro sangat menyukaiku, sebab mereka adalah kawan. Pedro, Charly, dan Santiago adalah sahabat karib yang sangan akrab. Pedro memang tidak pernah menceritakana kepada Santiago bahwa ia menyukaiku, tetapi Santiago tahu, semuanya. Santiago bisa menebak perasaan Pedro. Yah, Santiago memilih untuk mendiamkannya, sebab ia tahu ada orang yang lebih cocok untuk Brida. Dan dia adalah Pedro. Santiago tidak akan mungkin mengecewakan Pedro dengan menggodaku, sebab itu akan menjadi fatal. Huuuuh, itulah kisahku. Aku harus tetap menjalani hubungan asmaraku denga Pedro, sebab sagat sulit untuk mengarapkan Santiago, ia tidak akan mungkin merusak hubungan kami. karena ia memahami banyak hal. Tapi aku akan bersahabat dengan Santiago dan mencari tahu mengapa ia bisa merasakan apa yang aku rasakan, mengapa ia bisa merasakan apa yang Pedro rasakan. Siapa dia sebenarnya?
Sampai di sini teman-teman. Itulah perjalannan cintaku..
Pedro Love Brida……..

Sabtu, 02-02-19
Sintus Bezy


2 komentar:

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...