Sabtu, 16 Februari 2019

for gula from semut


“For”  Gula “From” Semut,
kado valentine terindahku untukmu.

“Wanita itu seperti gula,
semakin manis ia semakin banyak semut yang mengerumuninya.”

“Orang bijak akan malu jika kata-katanya lebih baik dari tindakannya, tapi dalam hal cinta tidak akan malu jika kata-katanya lebih baik dari perbuatannya”. status WA bung Gonis soreh ini. Aku terjebak dalam “rasa” bersama gadis manis teman dekatku. Kata orang (Messi menikahi teman masa kecilnya). Aku tak pernah sangka bahwa sensasi cinta bisa membawa hubungan kami hingga sejauh ini. Yah, cinta bagiku adalah sensasi yang merangsang. Dan aku benar-benar terangsang ketika bekenalan, berkomunikasi dan bahkan berada bersamanya.  Bukan rangsangan nafsu tetapi persoalan rasa. Sekian lama dan jauh kami terpisah dalam ruang dan waktu yang berbeda. Sejak perjumpaan malam acara wisuda. Dialah Brida idamanku, kata Santiago. Rangsangan itu terkubur rapi dalam nurani. Cuman angan yang hampir kupastikan tak terrealisasi. Santiago menyukai Brida sejak pertemuan pertama, namun tembok ruang dan waktulah yang memisahkan. Tapi, waktu selalu tahu mana yang tepat. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, kami tersesat dalam cerita cinta. Tak ada yang memulai dan tak ada yang berani mengakhiri, semua tersesat dan tak tahu jalan pulang. Entah kemana cerita cinta ini menuntun kami, hingga pada titik itulah semua akan jelas. Semua akan tahu mana asli mana palsu. Mana kebenaran dan mana penghianatan. Cinta melampaui batas-batas norma moral, melanggar kesepakatan umum, bahkan tak pandang strata sosial. Cinta itu alami, pengalamn eksistensial manusaiwi. Dan manusia butuh cinta. “ketika engkau mengingini sesuatu, maka alam semesta beserta isinya akan membantu anda mewujudkan keinginanmu”. Kira-kira begitulah inti dari novel berjudul Sang Alkemis karya Paulo Coelho. Santiago tak pernah bosan membaca novel terkeren ini.
Hmmm,,, gadis manis yang berinisial (B) demikian nama akun WAnya. Bukan siapa-siapa Santiago coba menyembunyikan siapa gadis itu sebenarnya, tapi teman-temnnya tahu bahwa itulah Brida. Santiago tak pernah lekas termakan waktu untuk mengungkapkan gejolak rasanya. “Bagiku dia terasa berbeda dari semua gadis yang pernah aku jumpai selama ini. Walau dia tidak mengijinkanku menyapanya gadis, entah mengapa, apa mungkin karena dia pejuang feminis, kesetaraan gender, yang seharusnya disapa woman (wanita). Atau apa mungkin jika menyebutnya gadis seolah-olah dirinya sebagai obyek nafsuku. Semua menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan. Dia adalah dia. Selain dia sendiri yang mengetahui dirinya, tak ada yang lain yang bisa mengetahui, palingan cuman bisa mendeskripsikannya saja. Dia misterius, penuh rahasia. Foto profil WAnya bahkan menyeramakan, hehehe, membuatku kepikiran hingga tidur tak nyenyak. katanya itu lifestyle anak muda zaman now. Yah, aku tahu, makna di balik semua itu, tetapi itu hanyalah rekaanku belaka. Dia sendirilah yang mengetahui lebih pasti. Lebih ekstrim lagi jika aku harus jujur, Dia adalah pencuri kelas kakap. Mengambil bagian paling inti dari diriku. Tapi kerena dia adalah miterius, aku tak mampu melapornya ke pihak berwajib, aku berharap dia mengembalikan barang curian itu, tetapi itu sangat sulit. Aku benci dia…..!!!! Santiago kaget seketika, bukankankah benci itu benar2 cinta? Hmmm, gimana yah??? Dia mencuri hatiku,,, tapi itu bukan salahnya . aku salah aku membiarkan hatiku dicuri, sebenarnya akulah yang harus mencuri, tapi ia malah memulai.
Don’t judge the book by it’s cover!” jangan pernah menilai sebuah buku dari kulit luarnya! Yah, jika anda punya kesempatan ke tokoh buku, di sana banyak tersedia buku dengan gambar-gambar cover yang menarik, padahal jika dibaca, tidak berbobot sedikitpun. Ketika aku sempat ke Gramesdia, Aku juga bahkan hampir meninggalkan buku yang rencana kubeli, berjudul Pemberontak, karya Albert Camus, gara-gara cover yang tidak menarik. Ternyata setelah aku baca, woow… isi yang sangat kaya.. berminggu-minggu ditidur dan bangunku, hanya buku itu kubaca. Analogi ini yang coba kuterpakan dalam usaha memahami Brida. jangan terlalu cepat mendeskripsikan Brida, gadis misterius pencuri hati ini. Dia sudah mencuri hatiku, lalu pergi ke negri seberang tanpa mengembalikannya. Aku harus cari!, Aku harus mendapatkannya, apapun tejadi. Brida, si pencuri hati, seperti buku Pemberonatak karya Albert Camus. Itulah tipikal orang rendah hati. Itulah gaya gerilia seorang pemenang. Brida, orang hebat di masa depan. Jangan salah menilai dirinya. Dia pemberi sensasi, dia yang sulit kudeskipsikan, dia yang misterius, dia yang menyembunyikan banyak rahasia. Brida adalah orang hebat, luar biasa. Bukan hanya kualitas tubuh, yang merangsang, tetapi kapasitas rasa yang dia berikan itu sangat berbeda. Tak hanya itu, inteleknya penuh dengan konsep konsep yang menjanjikan. Aku sangat suka dia. Entah dia sadar atau tidak, tetapi aku suka dia. Orang tidak akan mengetahui lebih banyak tentang Brida, sebelum bercakap-cakap dan bercinta dengannya. Dia pandai mengolah rasa, cerdas merangsang lawan dan mematahkan, otaknya penuh dengan scenario yang selalu dia pastikan untung ruginya. Dia adalah dia, aku kagum pada dirinya. Dan aku katakana ICH LIEBE DU kepadanya”. Begitulah Santiago yang sulit mengungkapkan langsung rasanya kepada Brida.
          Entah serius atau tidak? Bagiku semua ini adalah permainan. Hahaha cinta tidak boleh terlalu serius, karena bisa terlihat sangat kaku. Keseriusan membuat orang mati. Imaginasi, spontanitas dan ketidakseriusan yang membuat semua menjadi kreatif, berkembang, dan bahkan lebih penuh kenangan daripada mereka yang terlalu serius. Cinta antara Santiago dan brida, semacam permainan yang tidak untuk saling mengalahkan, tetapi saling mengaya dan memahami hidup. Permainan sangat merangsang, dirinya maupun diriku. Kami saling mengungkapkan itu. Hmmm, bukan rangsang biologis semata, tataran nafsu rendahan buruan para hedonis. Tetapi ini kompleks, total, rangsangan intelek, kehendak dan rasa (thinking, feeling, and willing). Ada bersamanya, entah dia atau aku, kami merasakan itu, perasaan. Ingin sekali kudekap dan membelai rambutnya, dan mengatakan aku cinta padamu. Tetapi belum mampu melewati sekat pembatas. Santiago katakan Aku dan dia bahkan tenggelam dalam perdebatan, perdebatan yang hangat, seputar rasa, dan Brida selalu kecewa padaku, karena aku selalu menganggapnya komedi. Santiago tokoh yang tak pernah habis dengan tawa dan senyum, semua jadi serba bahagia bersamanya. Tapi Brida malah merasa kesal dan kesal. Entahlah apa yang mau dicari. Bukan untuk saling mengalahkan tetapi untuk saling mengaya. Aku hanya membayangkan jika kami benar-benar menikah, pasti anak-anak diajari apa itu Cinta sejak dalam kandungan. Supaya ketika besar dia tidak buta karena Cinta. Hehehe Santiago sialan, imajinasi terlalu kelewat sampai tak mendarat di tanah.
          Santiago tahu bahwa semua masih dalam permulaan. Hubunganya dengan Brida masih belum sedalam mungkin. Semua masih malayang-layang, tawar-menawar, hehehe. Serius dan lucu. Benci dan cinta. Susah dan senang. Semua baru kami mulai. Ini hanyalah garesan awal…..entah seperti apa cerita lanjutan, entahlah. Te Amo Brida. I Love You Brida. Kata terakhir yang Santiago ucapkan sebelum dirinya berangkat ke pelaminan. Tepat jam 12.30 Valentine day.
          Brida mari kita memulai, setelah semua menjadi jelas. Aku telah terbuka kepadamu, kata Santiago. Kamupun juga sudah coba terbuka dan katamu kamu selalu terbuka. Maaf aku tidak sadar selama ini. Setalah sudah jelas, sebelum valentine datanng.  Kado terindahku, adalah I Love You.

Penfui, sintuz bezy 
14/02/19


2 komentar:

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...