kado valentine terindahku untukmu.
“Wanita itu seperti gula,
semakin manis ia semakin banyak semut yang
mengerumuninya.”
“Orang bijak
akan malu jika kata-katanya lebih baik dari tindakannya, tapi dalam hal cinta
tidak akan malu jika kata-katanya lebih baik dari perbuatannya”. status WA bung Gonis soreh
ini. Aku terjebak dalam “rasa” bersama gadis manis teman dekatku. Kata orang (Messi menikahi teman masa kecilnya).
Aku tak pernah sangka bahwa sensasi cinta bisa membawa hubungan kami hingga
sejauh ini. Yah, cinta bagiku adalah sensasi yang merangsang. Dan aku
benar-benar terangsang ketika bekenalan, berkomunikasi
dan bahkan berada bersamanya. Bukan
rangsangan nafsu tetapi persoalan rasa. Sekian lama dan jauh kami terpisah
dalam ruang dan waktu yang berbeda. Sejak perjumpaan malam acara wisuda. Dialah
Brida idamanku, kata Santiago. Rangsangan itu terkubur rapi
dalam nurani. Cuman angan yang hampir kupastikan tak terrealisasi. Santiago
menyukai Brida sejak pertemuan pertama, namun tembok ruang dan waktulah yang
memisahkan. Tapi, waktu selalu tahu mana yang tepat. Tidak ada yang salah dan
tidak ada yang benar, kami tersesat dalam cerita cinta. Tak ada yang memulai
dan tak ada yang berani mengakhiri, semua tersesat dan tak tahu jalan pulang.
Entah kemana cerita cinta ini menuntun kami, hingga pada titik itulah semua
akan jelas. Semua akan tahu mana asli mana palsu. Mana kebenaran dan mana
penghianatan. Cinta melampaui batas-batas norma moral, melanggar kesepakatan
umum, bahkan tak pandang strata sosial. Cinta itu alami, pengalamn eksistensial
manusaiwi. Dan manusia butuh cinta. “ketika engkau mengingini sesuatu, maka alam semesta beserta isinya akan
membantu anda mewujudkan keinginanmu”. Kira-kira begitulah inti
dari novel berjudul Sang Alkemis karya Paulo Coelho. Santiago tak pernah bosan
membaca novel terkeren ini.
Hmmm,,, gadis manis yang
berinisial (B) demikian nama akun WAnya. Bukan siapa-siapa Santiago coba menyembunyikan
siapa gadis itu sebenarnya, tapi teman-temnnya tahu bahwa itulah Brida.
Santiago tak pernah lekas termakan waktu untuk mengungkapkan gejolak rasanya. “Bagiku
dia terasa berbeda dari semua gadis yang pernah aku jumpai selama ini. Walau
dia tidak mengijinkanku menyapanya gadis, entah mengapa, apa mungkin karena dia
pejuang feminis, kesetaraan gender, yang seharusnya disapa woman (wanita). Atau apa
mungkin jika menyebutnya gadis seolah-olah dirinya sebagai obyek nafsuku. Semua
menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan. Dia adalah dia. Selain dia sendiri
yang mengetahui dirinya, tak ada yang lain yang bisa mengetahui, palingan cuman
bisa mendeskripsikannya saja. Dia misterius, penuh rahasia. Foto profil WAnya
bahkan menyeramakan, hehehe, membuatku kepikiran hingga tidur tak nyenyak. katanya
itu lifestyle anak muda zaman now. Yah, aku tahu, makna di balik
semua itu, tetapi itu hanyalah rekaanku belaka. Dia sendirilah yang mengetahui
lebih pasti. Lebih ekstrim lagi jika aku harus jujur, Dia adalah pencuri kelas
kakap. Mengambil bagian paling inti dari diriku. Tapi kerena dia adalah
miterius, aku tak mampu melapornya ke pihak berwajib, aku berharap dia
mengembalikan barang curian itu, tetapi itu sangat sulit. Aku benci dia…..!!!!
Santiago kaget seketika, bukankankah benci itu benar2 cinta? Hmmm, gimana
yah??? Dia mencuri hatiku,,, tapi itu bukan salahnya . aku salah aku membiarkan
hatiku dicuri, sebenarnya akulah yang harus mencuri, tapi ia malah memulai.
Don’t
judge the book by it’s cover!” jangan
pernah menilai sebuah buku dari kulit luarnya! Yah, jika anda punya kesempatan
ke tokoh buku, di sana banyak tersedia buku dengan gambar-gambar cover yang
menarik, padahal jika dibaca, tidak berbobot sedikitpun. Ketika aku sempat ke
Gramesdia, Aku juga bahkan hampir meninggalkan buku yang rencana kubeli,
berjudul Pemberontak, karya Albert
Camus, gara-gara cover yang tidak menarik. Ternyata setelah aku baca, woow… isi
yang sangat kaya.. berminggu-minggu ditidur dan bangunku, hanya buku itu
kubaca. Analogi ini yang coba kuterpakan dalam usaha memahami Brida. jangan terlalu
cepat mendeskripsikan Brida, gadis misterius pencuri hati ini.
Dia sudah mencuri hatiku, lalu pergi ke negri seberang tanpa mengembalikannya.
Aku harus cari!, Aku harus mendapatkannya, apapun tejadi. Brida, si pencuri
hati, seperti buku Pemberonatak karya Albert Camus. Itulah tipikal orang rendah
hati. Itulah gaya gerilia seorang pemenang. Brida, orang hebat di masa depan.
Jangan salah menilai dirinya. Dia pemberi sensasi, dia yang sulit kudeskipsikan,
dia yang misterius, dia yang menyembunyikan banyak rahasia. Brida adalah orang
hebat, luar biasa. Bukan hanya kualitas tubuh, yang merangsang, tetapi
kapasitas rasa yang dia berikan itu sangat berbeda. Tak hanya itu, inteleknya
penuh dengan konsep konsep yang menjanjikan. Aku sangat suka dia. Entah
dia sadar atau tidak, tetapi aku suka dia. Orang tidak akan mengetahui lebih
banyak tentang Brida, sebelum bercakap-cakap dan bercinta dengannya. Dia pandai
mengolah rasa, cerdas merangsang lawan dan mematahkan, otaknya penuh dengan
scenario yang selalu dia pastikan untung ruginya. Dia adalah dia, aku kagum
pada dirinya. Dan aku katakana ICH LIEBE DU kepadanya”. Begitulah
Santiago yang sulit mengungkapkan langsung rasanya kepada Brida.
Entah serius
atau tidak? Bagiku semua ini adalah permainan. Hahaha cinta tidak boleh terlalu
serius, karena bisa terlihat sangat kaku. Keseriusan membuat orang mati.
Imaginasi, spontanitas dan ketidakseriusan yang membuat semua menjadi kreatif,
berkembang, dan bahkan lebih penuh kenangan daripada mereka yang terlalu
serius. Cinta antara Santiago dan brida, semacam permainan yang tidak untuk
saling mengalahkan, tetapi saling mengaya dan memahami hidup. Permainan sangat
merangsang, dirinya maupun diriku. Kami saling mengungkapkan itu. Hmmm, bukan
rangsang biologis semata, tataran nafsu rendahan buruan para hedonis. Tetapi
ini kompleks, total, rangsangan intelek, kehendak dan rasa (thinking, feeling, and willing). Ada bersamanya, entah dia atau
aku, kami merasakan itu, perasaan. Ingin
sekali kudekap dan membelai rambutnya, dan mengatakan aku cinta padamu. Tetapi
belum mampu melewati sekat pembatas. Santiago katakan Aku dan dia bahkan
tenggelam dalam perdebatan, perdebatan yang hangat, seputar rasa, dan Brida
selalu kecewa padaku, karena aku selalu menganggapnya komedi. Santiago tokoh
yang tak pernah habis dengan tawa dan senyum, semua jadi serba bahagia
bersamanya. Tapi Brida malah merasa kesal dan kesal. Entahlah apa yang mau
dicari. Bukan untuk saling mengalahkan tetapi untuk saling mengaya. Aku hanya
membayangkan jika kami benar-benar menikah, pasti anak-anak diajari apa itu
Cinta sejak dalam kandungan. Supaya ketika besar dia tidak buta karena Cinta. Hehehe
Santiago sialan, imajinasi terlalu kelewat sampai tak mendarat di tanah.
Santiago tahu
bahwa semua masih dalam permulaan. Hubunganya dengan Brida masih belum sedalam
mungkin. Semua masih malayang-layang, tawar-menawar, hehehe. Serius dan lucu.
Benci dan cinta. Susah dan senang. Semua baru kami mulai. Ini hanyalah garesan
awal…..entah seperti apa cerita lanjutan, entahlah. Te Amo Brida. I Love You
Brida. Kata terakhir yang Santiago ucapkan sebelum dirinya berangkat ke
pelaminan. Tepat jam 12.30 Valentine day.
Brida mari kita
memulai, setelah semua menjadi jelas. Aku telah terbuka kepadamu, kata
Santiago. Kamupun juga sudah coba terbuka dan katamu kamu selalu terbuka. Maaf
aku tidak sadar selama ini. Setalah sudah jelas, sebelum valentine datanng. Kado terindahku, adalah I Love
You.
Penfui, sintuz bezy
14/02/19
Keren skali kk Fr 😀😀😀😀
BalasHapustrims
Hapus