PEMIKIR BESAR
Siapa itu pemikir besar? Mereka adalah orang
yang selalu tidur larut malam. Mereka adalah orang yang tidak dapat tidur
sebelum pikirannya tenang. Tidur bagi para pemikir besar adalah ketika tidak
ada lagi hal yang harus dipikirkan.
Mengapa mereka menjadi besar? Itu bukan karena apa-apa tetapi karena
pikiran mereka. Mereka memotong waktu tidur dengan menambah waktu berppikir. Lihatlah
realitas, belajarlah dalam sejarah, ketahui siapa mereka.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa aku selalu
kagum kepada para pemikir besar. Yang
aku kagumi ialah karena mereka selalu tidur larut malam. Karena bagiku seorang
yang tidur lartu malam itu adalah para pemikir besar. Yang mengetahui apa yang
sedang dia pikirkan dan yang menyadari apa yang sedang dia kerjakan. Coba
belajar dari Rene Descartes, bapak filsafat modern. Hal pertama yang aku
pelajari diri tokoh ini adalah bukan pemikiran rationalnya tetapi
kepribadiannya. Siapa dirinyalah yang membentuk apa yang dia pikirkan. Entahlah,
tetapi yang benar ialah apa yang dia pikirkan itulah yang membimbing dirinya
membentuk siapa dia. Descartes, sebagai seorang Prancis yang hidup di era awal
modernitas, selalu tidur keesokan harinya. Tidak pernah tidur mala mini. Selalu
besok, artinya dia selalu tidur dini hari, ketika semua sudah tidur, ketika
semua akan bangun lagi, ketika itulah dia tidur. Dan Descartes selalu bangun
terlambat keesokan harinya. Pemikir berambut panjang ini hidup seolah-olah
tidak mengikuti system, sesuka hati saja dia tidurm dan bangun semaunya. Inilah
orang-orang contra-siciety. para
pemikir besar sering berlawanan dengan masyrakat umum.
Pengalaman nyata dalam hidup. Pertama yang
harus kita ketahui dari seorang pemikir besar ialah siapa mereka, bukan apa
yang mereka pikirkan. Ketika kita sudah tahu siapa mereka barulah benang merah
yang menunjukan apa yang mereka pikirkan itu kita ketahui. Kembali ke aku.
Mengapa aku suka para pemikir besar, jawabanya karena mereka selalu tidur larut
malam. Dan aku juga selalu tidur larut malam. Aku suka membaca. Dan bacaan yang
aku suka adalah filsafat. Walau banyak yang melecehkan filsafat, yaitu dengan
tidak serius mempelajarinya tetapi aku malah sangat tertarik untuk berpetualang
dalam pikiran abstrak. Okelah, para praktisi, pragmatism, utilitarianisme,
bertanya apa yang bisa para filsuf lakukan dalam kehidupan nyata? Apa pekerjaan
yang bisa dibuat oleh seorang tamatan filsafat? Terkadang aku, terhentak dengan
pertanyaan ini, lalu kemudian kembali dan bermenung, benar pertanyaan mereka.
Tetapi mereka bertanya seperti itu? Tentang apa? Kata apa itu, adalah filsafat.
Filsafat adalah apa itu? Bertanya tentang apa sajam realitas yang dihadapi. Dan
bukan sekedar bertanya tetapi memahami secara mendalam. Bukan dalam hal
praktis, tetapi konstruksi epistemis. Aku adalah apa yang aku pikirkan, maka
olah pemikiranlah yang paling penting untuk membentuk siapa aku.
Para pemikir besar adalah para filsuf, dan
mereka sangat termasyr. Sebut saja, Hegel, Marx, Habermas, Kant, Descartes,
Sokrates, Platon, Aristoteles. Tidak berurutan tetapi aku tahu siapa mereka.
Orang hebat yang pernah mengguncang dunia hanya dengan pikiran. Kekuatan
pikiran memang sangat memukau. Aku sangat tertarik untuk memenuhi pikiranku
dengan gagasan-gagasan besar seperti yang para filsuf miliki. Mungkin aku tidak
akan sama seperti mereka tetapi paling tidak aku bisa mendekati mereka. Para
filsuf ini kita kenal melalui karya tulis mereka. Karya tulis inilah adalah
buah refleksi hidup mereka atau secara spesifik buah pikiran mereka. Ketenaran
mereka dikenal oleh dunia melalui tulisan mereka.
Jjika aku mau menjadi seorang pemikir besar
memang aku harus dikenal oleh orang banyak, dan pemikiran hanya disebarkan
melalui tulisan. Maka aku putuskan untuk menjadi seorang penulis. Penulis apa
saja, sebelum aku menemukan keahlianku yang khas. Menjadi hebat dalam menulis
diperlukan latihan yang serius. Setiap hari dan selalu optimis serta berjiwa
besar. Maka cita-cita akan tercapai. Sebab Pramodya Ananta Toer, pernah
mengungkapkan bahwa, anda biar cerdas bagaimanapun selagi tidak menulis, lambat
laun anda akan dilupakan oleh dunia.
Malam ini, seusai mengerjakan tugas filsafat
Cina aku terinspirasi oleh ajaran-ajaran Konfusius. “jadilah dirimu besar”. Bukan
supaya dunia mengenalmu, tetapi supaya mereka balajar daripadamu, tentang
bagaiman harus hidup, dan apa arti kehidupan. Untuk mewujudkan cita-cita ini
maka aku harus membedah diriku, banyak hal yang tidak terlalu penting harus aku
tinggalkan. Pertama HP. Aku rela untuk tidak menggunakan HP lagi, karena
menyita banyak waktu, hanya untuk berbasa-basi sesuatu yang tidak begitu
penting untuk aku ketahui. Tetapi bukan secara radikal tidak menggunakan HP,
sebab bagaimanapun aku tidak boleh lari dari kemajuan dunia. HP tetap
dibutuhkan namun dibatasi, jangan pernah barang-barang ini mengontrol diriku,
akulah tuan atas diriku. Kedua, memotong waktu yang aku gunakan untuk nonton
film apalagi film biru. Yah, sebagai
pemuda normal, siapapun dia tidak terlepas dari kecendrungan bawah sadar ini
untuk sekedar memenuhi hasratnya dengan menonton film biru. Ini khususnya unutk
yang laki-laki. Karena aku masuk dalam kategori itu, yah aku hanya mengikuti
dinamka pertumbuhan biologisku. Tetapi harus tegas, Film jika tidak mengajarkan
moral yang baik, tidak wajib ditonton. Ketiga, kurangi dan bahkan berhenti
singgah di kos. Kamar kecil 3x4 itu tidak boleh meremotiku. Seorang pribadi
penghuni kos yang tidak terlalu diperhitungka dunia dan bahkan tidak memberi
efek baik bagiku jangalah menjadi penjajahku, mengatur diriku, dan
mempengaruhiku. Aku sesal denga waktu yang terbuang begitu banyak di kos, dan
aku mau membayarnya dengan berhenti ke kos lagi. Kost, memang menarik, lebih
menarik daripada tempat dimana aku tinggal. Tetapi aku yakin itu yang
tertampak, dimana teman-teman yang tinggal di kos-kosan seolah-olah ramah,
pdahala sakit hati. Seolah-olah senang padahal, berharap pengunjung cepat
pulang. Hehe, itulah yang harus dirasakan. Keempat, rokok. Hasil pabrik tembakau dan
ganja yang mematikan itu tidak wajib diisap oelh semua laki-laki memang dia
adalah pemberani jika mengisap sebatang rokok, tetapi lebih jentel sebenarnya,
jika ia tidak menghisap rokok. Aku berusaha unutk berhenti merokok, karena
tidak baik untuk kesehatan teapi juga, menyita banyak waktu. Dan tidak membuat
diriku dewasa. Aku harus kucing-kucingan dengan pembesarku jika ingin merokok.
Hahaha apakah ini dewasa?
Ternyata menjadi seorang pemikir besar harus
menghindari banyak hal…. Tidak harus!!!! Menjadi pemikir besar hanya dibutuhkan
bahwa seseorang menjadi dirinya sendiri dan mengembangkan semua potensialitas
diri secara maksimal mungkin. Jujur aku hobby membaca, orang biasa menyebutnya
kutu buku, kalau ada kata yang lebih dari kutu buku mungkin itulah yang cocok
bagiku. Tetapi aku berdosa selama ini, membaca hanya sebagai bahan unutk
merendahkan orang lain. Aku berjanji mulai hari ini, bahwa seorang pemikir
besar ialah dia yang dibesarkan oleh pemikirannya bukan omongannya. Pemmikir
besar berbeda dengan omong besar. Jadi pemikir besar berarti mengurangi bicara
yang terlalu banyak. Aku hanya mau mempraktekkan filosofi padi, semakin berisi
semakin merunduk………
Sintuz Bezy,
Penfui-Kupang, 17/12/2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar