Minggu, 03 Maret 2019

pemikir besar



PEMIKIR BESAR

Siapa itu pemikir besar? Mereka adalah orang yang selalu tidur larut malam. Mereka adalah orang yang tidak dapat tidur sebelum pikirannya tenang. Tidur bagi para pemikir besar adalah ketika tidak ada lagi hal yang harus dipikirkan.  Mengapa mereka menjadi besar? Itu bukan karena apa-apa tetapi karena pikiran mereka. Mereka memotong waktu tidur dengan menambah waktu berppikir. Lihatlah realitas, belajarlah dalam sejarah, ketahui siapa mereka.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa aku selalu kagum kepada para pemikir besar.  Yang aku kagumi ialah karena mereka selalu tidur larut malam. Karena bagiku seorang yang tidur lartu malam itu adalah para pemikir besar. Yang mengetahui apa yang sedang dia pikirkan dan yang menyadari apa yang sedang dia kerjakan. Coba belajar dari Rene Descartes, bapak filsafat modern. Hal pertama yang aku pelajari diri tokoh ini adalah bukan pemikiran rationalnya tetapi kepribadiannya. Siapa dirinyalah yang membentuk apa yang dia pikirkan. Entahlah, tetapi yang benar ialah apa yang dia pikirkan itulah yang membimbing dirinya membentuk siapa dia. Descartes, sebagai seorang Prancis yang hidup di era awal modernitas, selalu tidur keesokan harinya. Tidak pernah tidur mala mini. Selalu besok, artinya dia selalu tidur dini hari, ketika semua sudah tidur, ketika semua akan bangun lagi, ketika itulah dia tidur. Dan Descartes selalu bangun terlambat keesokan harinya. Pemikir berambut panjang ini hidup seolah-olah tidak mengikuti system, sesuka hati saja dia tidurm dan bangun semaunya. Inilah orang-orang contra-siciety. para pemikir besar sering berlawanan dengan masyrakat umum.
Pengalaman nyata dalam hidup. Pertama yang harus kita ketahui dari seorang pemikir besar ialah siapa mereka, bukan apa yang mereka pikirkan. Ketika kita sudah tahu siapa mereka barulah benang merah yang menunjukan apa yang mereka pikirkan itu kita ketahui. Kembali ke aku. Mengapa aku suka para pemikir besar, jawabanya karena mereka selalu tidur larut malam. Dan aku juga selalu tidur larut malam. Aku suka membaca. Dan bacaan yang aku suka adalah filsafat. Walau banyak yang melecehkan filsafat, yaitu dengan tidak serius mempelajarinya tetapi aku malah sangat tertarik untuk berpetualang dalam pikiran abstrak. Okelah, para praktisi, pragmatism, utilitarianisme, bertanya apa yang bisa para filsuf lakukan dalam kehidupan nyata? Apa pekerjaan yang bisa dibuat oleh seorang tamatan filsafat? Terkadang aku, terhentak dengan pertanyaan ini, lalu kemudian kembali dan bermenung, benar pertanyaan mereka. Tetapi mereka bertanya seperti itu? Tentang apa? Kata apa itu, adalah filsafat. Filsafat adalah apa itu? Bertanya tentang apa sajam realitas yang dihadapi. Dan bukan sekedar bertanya tetapi memahami secara mendalam. Bukan dalam hal praktis, tetapi konstruksi epistemis. Aku adalah apa yang aku pikirkan, maka olah pemikiranlah yang paling penting untuk membentuk siapa aku.
Para pemikir besar adalah para filsuf, dan mereka sangat termasyr. Sebut saja, Hegel, Marx, Habermas, Kant, Descartes, Sokrates, Platon, Aristoteles. Tidak berurutan tetapi aku tahu siapa mereka. Orang hebat yang pernah mengguncang dunia hanya dengan pikiran. Kekuatan pikiran memang sangat memukau. Aku sangat tertarik untuk memenuhi pikiranku dengan gagasan-gagasan besar seperti yang para filsuf miliki. Mungkin aku tidak akan sama seperti mereka tetapi paling tidak aku bisa mendekati mereka. Para filsuf ini kita kenal melalui karya tulis mereka. Karya tulis inilah adalah buah refleksi hidup mereka atau secara spesifik buah pikiran mereka. Ketenaran mereka dikenal oleh dunia melalui tulisan mereka.
Jjika aku mau menjadi seorang pemikir besar memang aku harus dikenal oleh orang banyak, dan pemikiran hanya disebarkan melalui tulisan. Maka aku putuskan untuk menjadi seorang penulis. Penulis apa saja, sebelum aku menemukan keahlianku yang khas. Menjadi hebat dalam menulis diperlukan latihan yang serius. Setiap hari dan selalu optimis serta berjiwa besar. Maka cita-cita akan tercapai. Sebab Pramodya Ananta Toer, pernah mengungkapkan bahwa, anda biar cerdas bagaimanapun selagi tidak menulis, lambat laun anda akan dilupakan oleh dunia.
Malam ini, seusai mengerjakan tugas filsafat Cina aku terinspirasi oleh ajaran-ajaran Konfusius. “jadilah dirimu besar”. Bukan supaya dunia mengenalmu, tetapi supaya mereka balajar daripadamu, tentang bagaiman harus hidup, dan apa arti kehidupan. Untuk mewujudkan cita-cita ini maka aku harus membedah diriku, banyak hal yang tidak terlalu penting harus aku tinggalkan. Pertama HP. Aku rela untuk tidak menggunakan HP lagi, karena menyita banyak waktu, hanya untuk berbasa-basi sesuatu yang tidak begitu penting untuk aku ketahui. Tetapi bukan secara radikal tidak menggunakan HP, sebab bagaimanapun aku tidak boleh lari dari kemajuan dunia. HP tetap dibutuhkan namun dibatasi, jangan pernah barang-barang ini mengontrol diriku, akulah tuan atas diriku. Kedua, memotong waktu yang aku gunakan untuk nonton film apalagi film biru.  Yah, sebagai pemuda normal, siapapun dia tidak terlepas dari kecendrungan bawah sadar ini untuk sekedar memenuhi hasratnya dengan menonton film biru. Ini khususnya unutk yang laki-laki. Karena aku masuk dalam kategori itu, yah aku hanya mengikuti dinamka pertumbuhan biologisku. Tetapi harus tegas, Film jika tidak mengajarkan moral yang baik, tidak wajib ditonton. Ketiga, kurangi dan bahkan berhenti singgah di kos. Kamar kecil 3x4 itu tidak boleh meremotiku. Seorang pribadi penghuni kos yang tidak terlalu diperhitungka dunia dan bahkan tidak memberi efek baik bagiku jangalah menjadi penjajahku, mengatur diriku, dan mempengaruhiku. Aku sesal denga waktu yang terbuang begitu banyak di kos, dan aku mau membayarnya dengan berhenti ke kos lagi. Kost, memang menarik, lebih menarik daripada tempat dimana aku tinggal. Tetapi aku yakin itu yang tertampak, dimana teman-teman yang tinggal di kos-kosan seolah-olah ramah, pdahala sakit hati. Seolah-olah senang padahal, berharap pengunjung cepat pulang. Hehe, itulah yang harus dirasakan.  Keempat, rokok. Hasil pabrik tembakau dan ganja yang mematikan itu tidak wajib diisap oelh semua laki-laki memang dia adalah pemberani jika mengisap sebatang rokok, tetapi lebih jentel sebenarnya, jika ia tidak menghisap rokok. Aku berusaha unutk berhenti merokok, karena tidak baik untuk kesehatan teapi juga, menyita banyak waktu. Dan tidak membuat diriku dewasa. Aku harus kucing-kucingan dengan pembesarku jika ingin merokok. Hahaha apakah ini dewasa?
Ternyata menjadi seorang pemikir besar harus menghindari banyak hal…. Tidak harus!!!! Menjadi pemikir besar hanya dibutuhkan bahwa seseorang menjadi dirinya sendiri dan mengembangkan semua potensialitas diri secara maksimal mungkin. Jujur aku hobby membaca, orang biasa menyebutnya kutu buku, kalau ada kata yang lebih dari kutu buku mungkin itulah yang cocok bagiku. Tetapi aku berdosa selama ini, membaca hanya sebagai bahan unutk merendahkan orang lain. Aku berjanji mulai hari ini, bahwa seorang pemikir besar ialah dia yang dibesarkan oleh pemikirannya bukan omongannya. Pemmikir besar berbeda dengan omong besar. Jadi pemikir besar berarti mengurangi bicara yang terlalu banyak. Aku hanya mau mempraktekkan filosofi padi, semakin berisi semakin merunduk………
Sintuz Bezy,
Penfui-Kupang, 17/12/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...