Sabtu, 09 Februari 2019

untukmu yg begitu dekat, namun jauh



Untukmu yg begitu dekat tetapi terhalang status”

Cerita ini hanyalah fiktif belaka,
Mohon maaf jika ada kesamaan rasa.

          Santiago tak pernah kehabisan kata untuk memuji dan memuja. Segala situasai selalu menyenagkan. Deritapun dianggap komedi. Anda mungkin akan menganggapnya aneh, karena memang Santiago sungguh aneh, sangat sulit memprediksikan apa yang dia rasakan, apa yang dia pikirkan, dan apa yang dia kehendaki. Sebab hanya senyum dan tawa yang dia ekspresikan? Percayakah anda Santiago sebahagia itu? Atau percayakah kalau dia menderita? Akupun tak tahu? Santiago memang pribadi yang sangat unik. Bagiku dia adalah berkat, sebab kisah hidupnya sangat menarik, cinta dan cinta itulah yang dia kisahkan. Bukan cinta erotis, apalagi cinta filial, namun bukan juga cinta agape. Bagi Santiago cinta itu gila (love is blind/ amor cekus). Ada alasan katanya, cinta itu gila bukan supaya orang menjadi gila di hadapan cinta sehingga kebrutalan yang datang darinya. Cinta itu buta agar, ia tidak bisa melihat kekurangan dan kelemahan dari siapapun yang dia cintai. Dia menjadi buta di depan semua orang, supaya dia bisa mencintai semua yang dia jumpai, apa yang dia hadaapi itulah Santiago.
Entah mengapa? Ia menitipkan tulisan ini padaku. Katanya ini soal perasaan. Ia memuja seorang lawan. Ini tulisan Santiago, bukan untukku tentunya tetapi untuk seseorang yang sulit dia sebutkan namanya.
Aku Santiago, untukmu… hey, kamu adalah kamu, dan aku adalah aku. Kamu tidak akan bermetamorfosis menjadi aku, begitupun aku tidak akan bermetamormofis menjadi kamu. Jikapun itu terjadi maka kamu akan menjadi aku, dan aku akan menjadi kamu. Tetapi sejak kapan? Sejak semula? Sejak kemarin? Tidak akan pernah terjadi! Kamu mungkin hanya bisa meniru aku tetapi tidak akan pernah menjadi aku, akupun hanya bisa meniru kamu tidak akan pernah menjadi kamu, dari dahulu sekarang dan akan datang, kamu adalah kamu dan aku adalah aku. Kamu ada in se, otonom akupun ada in se, otonom, kamu dan aku berbeda, beda dan beda. Tercipta dalam perbedaan.  Ini bukan salahmu juga bukan salahku, bukan salah Dia? Ini salah siapa..? tidak kepada siapa-siapa harus dipersalahkan. Ini salah ada. Mengapa kita harus ada dan bukan tiada? Ada itulah yang membedakan antara aku dan kau. Berbeda itu terkadang menyebalkan. Namun berbeda itu juga menjadikan orang saling membutuhkan. Beda boleh menyakitkan, Akupun tak yakin homogen bisa menyenangkan. Salju sewarna memang indah, tetapi bunga yang berwarna-warni lebih indah. Homogenitas bagus, lebih bagus pluralitas. Dialektika kehidupan terkomposisi antara canda dan tawa, antara bahagia dan susah, antara derita dan gembira. Bukankah itu indah, mengayakan imaginasi, menggairahkan. Kamu tak pernah ingin untuk dilahirkan, akupun demikian.
          Aku teringat dengan ungkapan Heiddeger, bahwa adanya kamu dan aku, serta spesies pada umumnya adalah ada hasil keterlemparan, tanpa pernah diingini. Sehingga aku sangat lemah, kamupun sangat lemah. Aku membutuhkan orang lain, kamu dan siapapun, selalu mebutuhkan orang lain serta hidup bergantung pada orang lain. Bayangkan jika aku dan kamu tidak memiliki seorang yang disebut ibu? Aku mungkin tiada, kamupun pasti tiada. Mamusia adalah ens sociale. 
          Terkadang sebagai ens sociale, manusia kata Hobbes, cendrung untuk saling mengalahkan (homo homini lupus), dengan tujuan agar, seperti serigala yang ingin mendapatkan burun untuk diri sendiri. Darwin justeru mempertegas, struggle of life, melihat hidup adalah suatu perjuangan, perjuangan untuk hidup, survival for the fittes, yang kuat yang bertahan. Memilukan spesies manusia jika masih banyak yang seperti ini. Apakah kamu tercipta untuk mengalahkanku, apakah aku tercipta untuk mengalahkanmu. Tidak. ! apa kelanjutan cerita jika kamu menjadi tiada karena aku, atau aku menjadi tiada karena kamu? Yang ada hanyalah kesepian. Kesepian. Kesendirian. Kesendirian, dan matiiiiii.! Sartre boleh saja menuduh bahwa adanya kamu selalu mengobyekan aku. Adaya aku selalu mengobyekan kamu. Jika kamu menjadi obyek diriku, kamu ada dalam benakku, dipermainkan oleh diriku, dikontrol dan diporakporandakan. Tidak mungkin! Benarkah manusia adalah neraka???
          Aku hanya berpetualang bersama Buber si Yahudi itu dan Levinas pengagumnya. Mereka orang-orang luhur yang sangat menghargai kemanusiaan. Ich-It, Ich-Du. Du bist alter ego. Hehehe, ini cuman permainan kecil. Yang intinya bahwa kamu itu adalah aku yang lain. Aku adalah kamu yang lain. Aku membutuhkanmu, seperti kamu membutuhkanku. Kamu tak dapat hidup tanpa diriku, apalagi diriku tak bisa hidup tanpa dirimu. ( I can’t live without you). Ini sangat manis untuk diungkapkan. Sepasang kekasih sering mengungkapkan ini. Sebab hanya aku dan engkau yang dapat membentuk kita. Maukah kau menjadi kita dalam pelukkanku….?
          Untukmu yang berinisial (…...) Jujur, sejak kecil aku selalu tak paham, mengapa kamu begitu menarik. Sejak kala itu, aku selalu mengagumimu walau tak kamu sadari. Aku selalu bangga bisa mengenalmu. Senyuman manis yang sulit kutemukan di tempat lain, itu hanya senyumanmu. This is from my bottom of heart.  Aku selalu bangga mengetahuimu dicintai banyak orang, itu menandakan bahwa kamu manis, sebab wanita itu seperti gula, semakin manis ia semakin banyak semut yang mengerumuninya.  Sadarlah, jangan cepat terbuai dengan kata-kataku, dan jangan mencurigaiku bahwa aku sedang berusaha menjadikan dirimu obyek pujianku. Tidak, aku tidak peduli akan penilaianmu, aku hanya berusaha bersikap jujur, apa saja reaksimu, tanggapanmu, aku tetap menghargainya. Sebab aku menghargai perjuangan kaum feminis. Mereka ingin bebas, bebas dari obyektifikasi.
          Aku selalu bertanya, mengapa aku mengagummimu? Tak bisa dicernah melalui akal yang terbatas ini. Mengapa aku selalu bertanya tentang kamu kepada siapa saja yang menurutku dekat denganmu. ? tak peduli apa katamu. Ini terjadi secara alami saja. Dan aku selalu yakin bahwa ini adalah tanda, tanda yang meberikan petunjuk kemana arah yang tepat. Aku hanya membiarkannya terjadi seperti apa adanya. Entah kamu sadar atau tidak, aku selalu mencarimu.. hehehe, hehehe. Dewasalah, ini bukan permainan anak kecil lagi, aku tahu kamu paham semua ini,.
          Hari-hari berlalu, tak ada yang tahu, seperti apa dan bagaiamana. Semua hanya mengalir begitu mengikuti waktu. Hingga tiba suatu malam yang sangat tidak kupahami, mengapa aku bisa bertemu orang yang sangat aku kagumi. Dan dia berada sangat dekat, dekat sekali bahkan jarak hampir tak ada. Sangat dekat. Aku sangat gugup, yah gugup, buka karena aku tidak gentel. Tetapi aku tidak siap, aku tidak yakin betapa seseorang yang sangat aku kagumi berada begitu dekat. Para teolog katakan, ketika kita berada dekat dekat dengan orang kita tahu mencintai kita. Kata-kata jadi tak mampu keluar dari mulutnya. Hanya mengagumi, kaget. Yah malam itu. Jujur aku tak tahu harus berbicara apa, semua yang aku bicarakan malam itu hanya pengalihan situasi saja. Andai kamu bisa melihat jauh ke dalam hati, kamu akan tahu apa yang ada di sana. Bukan itu yang ingin aku katakan. Ada sesuatu, tetapi tak mampu kuucapkan itu. Aku minta maaf, aku hanya tak siap. Tetapi aku hanya yakin bahwa akan datang waktunya, ketika aku sudah siap, ketika aku berani, dan aku akan mengatakannya. Tetapi akankah waktu yang akan datang itu terlambat. Tidak, aku yakin tidak.
          Entah seperti apa perasaanmua ?????

hmmm, Santiago aku penasaran dengan kisahmu kata Pablo sahabat karibnya. Pablo terus mendesak Santiago untuk mengatakan kepada siapa tulisan ini harus dituju, supaya blog ini menjadi jelas. Santiago katakan andaikan saja dia yang kepada siapa tulisan ini kutuju bernama Brida..


Kupang, 09/02/2018
Sintus Bezy,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...