Ngoronale
Astyn
Astyn. Aku pertama kali mengenalnya di Bogenga Bajawa.
Saat aku menjalani masa novisiat di tempat itu. Bajawa terkenal sebagai kota
dingin, berada di ketinggian ribuan kaki dari permukaan laut. Suhu dingin
mempengaruhi kultur Bajawa. Dialeg mereka sangat kasar. Perkampungan yang berbentuk
melingkar dan watak orang-orangnya yang kelihatan keras. Namun siapa yang tahu
bahwa Bajawa tempat gadis-gadis manis berada? Yah, aku mengenal seorang gadis
Bajawa kali ini begitu special.
Astyn, orang menyapanya dengan nama ini. Saya
mengenalnya dengan nama Astyn Meo, nama yang khas orang Bajawa. Beberapa dari
kami frater novis memiliki kebiasaan yang sulit saya katakan apa? Kami
berlomba-lomba untuk pacaran, sebab bagi kami pacaran itu tanda bahwa kami
benar-benar laki-laki pemberani.
Sebagian dari kami sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apa yang
namanya pacaran ini sebab mereka sudah mengenal diri mereka. Menjadi pastor
berarti siap untuk tidak menikah, dan masa frater adalah latihan bagaimana
mengatur jarak dengan lawan jenis dan membangun hubungan positif.
Aku adalah salah satu dari frater novis angkatan
2014/2015 yang terbius dengan gaya hidup
yang aneh ini. Aku tahu bahwa pacaran itu tidak boleh bagi seorang
frater tetapi saya tetap pacaran sebab beberapa teman saya juga pacaran. Adapun
teman-teman saya saat itu yang pacaran ialah Manto berpacarana dengan si
cewek Ngoronale seasal dengan Astyn. Teman yang lainnya juga memiliki pasangan
namun jarak jauh. Sebut saja Johan pacaran dengan Nia, Ayub pacaran dengan Eca.
Hahaha sorry teman-teman saya hanya menyusun kembali memori ini sebab saya
ingat kalian semua. Tidak ada maksud apapun tetapi saya menulis apa adanya
sejauh yang kuketahui dan alami.
Kami selalu mencari-cari kesempatan untuk bertemu
dengan pasangan masing-masing. Aku baru benar-benar pacaran dengan Astyn setelah
masa Novisiat saya selesai, yakni pada masa profess yang sedikit longgar
daripada masa novisiat. Aku tahu bahwa Astyn memang pernah pacaran dengan kaka
tingkat saya sebelumnya, namun kali ini Astyn tidak memiliki pacar dan itu
adalah kesempatan yang bagus bagi saya. Prinsip saya ialah tidak merebut milik
orang, aku akan pacaran dengan orang yang benar-benar juga menyukaiku dan orang
tersebut tidak memiliki pasangan lain selainku. Astyn memang lagi jomblo entah
mengapa. Hahaha, aku memang suka dia,
namun ruang ini membatasi kami berdua. Tetapi akan selalu ada jalan yang tepat
untuk apa yang namanya cinta. Kami saat itu tidak diijinkan memiliki HP pribadi.
Satu saja andalan agar bisa berhubungan dengan Astyn adalah melalui surat.
Akupun melakukan hal itu, kurangkaikan kata-kata cintaku pada secarik kertas
dan akan diberikan kepada Astyn melalui temannya. Hahaha nasib ewww.. astyn ternyata
membalas salamku dan itu menjadi tanda yang baik, hubungan kami akan berjalan
baik dan lancar.
Saat itu Pater Remi adalah magister kami, dan diakon
Flory bertugas di biara novisiat sedangkan superior kami adalah Pater
John/Flafi. Fr Top saat itu adalah fr Agus. Kami hidup seperti biasa selayaknya
formator dan formandi. Astyn adalah salah satu anggota OMK (orang muda karmel)
mereka sangt akativ mengikuti kegiatan-kegiatan di baiara OCD Bogenga. Hingga
suatu kesempatan kami menuju ke tempat yang bernama Late di sana kami akan
menanam pagar keliling sebab tempat itu adalah lahan baru milik OCD yang
dihibahkan atau mungkin dibeli dari masyarakat setempat. Kesempatan inilah
menjadi saat yang tepat bagiku untuk PDKT dengan Astyn. Astyn dan teman-teman OMK
lainya ikut bersama kami ke tempat yang bernama Late ini.
Dalam setiap kesempatan kami selalu menyendiri dari
teman-teman lain. Aku memang merasa begitu gugup dan takut diketahui oleh pater
magisterku. Namun aku membawa diri biasa saja, aku menanyakan Astyn tentang
sekolahnya dan apakah ada pacar lain. Astyn meresponku dengan hangat, hal ini
memberikan saya harapan, dalam situasi yang begitu sempit itu saya berusaha
agar bisa dekatan dengan Astyn. Hubungan kami nerjalan baik walau tidak bisa
dikatakan pacaran yang sesungguhnya denga standar pacaran biasa tetapi bagiku
saat itu adalah pacaran. Teman-teman
seangnkatanku mengetahui bahwa aku memang memiliki hubungan special dengan
Astyn tetapi mereka merahasiakan dari pater magister.
Suatu hari Minggu pagi. Perayaan ekaristi kali itu
dipimpin oleh Pater Remi, dan usai misa seperti biasa itu adalah waktu bagi
para frater untuk rekreasi hingga jam 12 siang. Setiap Minggu setelah misa juga
adalah kesempatan bagi OMK untuk melakukan kegiatan mereka yang bertempat di
biara. Astyn sangat aktiv di kelompok
OMK mereka. Dia keliatan sebagai senior di kelompok OMK tersebut. Saya suka
saja kepada Astyn sebab orangnya sangat pendiam tetapi lebih dari itu dia
cantik dan menarik. Astyn yang berkulit putih ini dihiasi senyuman yang sangat
menarik, saya yakin siapa saja bisa terpesona dengan sekali menatapnya.
Ahaha, sebelum ke cerita inti, sebenarnya aku pernah
beberapa kali bertemu Astyn. Aku ingat hari itu aku meminjam HP milik teman
saya Damian. Beliau baru saja keluar dari frater untuk beberapa alasan, soreh itu dia datang ke
biara dan aku meminjam HPnya. Melalui sms singkat aku meminta Astyn datang ke
biara sebab aku tidak mungkin bisa keluar dari biara. Satu-satunya jalan adalah
memintanya datang. Kami janjian untuk bertemu di depan kapela novisiat. Astyn
datang sesuai dengan harapan dan janjinya. Aku begitu kaget ternyata Ia membawa
saudaranya yang seumuran dengannya. Aku tidak ingat mereka menggunakan motor
apa, tapi Ia memang datang bersama saudaranya. Ketika tiba aku langsung menarik
tangannya dan mengajaknya masuk ke dalam kapela sebab aku gugup saja dengan
saudaranya. Iapun menurutiku, kami ngobrol di dalam Kapela. Oh Tuhan maafkan
aku, Astyn kelihatan begitu gugup entah apa yang dibayangkannya. “aku suka kamu
Astyn”, hahaha raut wajahnya beruba seketika menjadi merah, ia kaget dan tidak
tahu mau bilang apa, tapi dia terima ungkapan perasaan saya.
bersambung..........
Maronggela,
07/05/2020
Kamar
Fr Top biara Aspiran OCD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar