Rabu, 02 Desember 2020

Sastra Israel

 

KEUNTUNGAN MENGIKUTI PERKULIAHAN

SASTRA KEBIJAKSANAAN ISRAEL, SUATU REFLEKSI

            Bagi saya mata kuliah ini sangat menarik untuk dipelajari, sebab ini adalah hal yang baru teristimewa pada bidang sastra. Seperti pada sastra lainya sastra Kebijaksanaan Israel juga tentu enak untuk dipelajari sebab kita akan dibawa ke kazanah pemikiran orang Israel pada zamannya. Melalui sastra juga kita bisa mengetahui konteks sosial kehidupan mereka saat itu lengkap dengan berbagai persoalannya maka berikut ini saya akan menguraikan secara sederhana tentang apa yang saya dapat dari perkuliahan sastra kebijaksanaan Israel ini.

1.      Konsep Tentang Hukum Retribusi, Pembalasan Di Bumi Dan Bukan Di Akhirat.

Tema besar yang selalu muncul dari pembalajaran  kitab-kitab sastra kebijaksanaan Israel adalah tentang hukum retribusi. Bawasannya perbuatan orang akan dibalas di bumi ini, jika seseorang  berbuat baik maka tentu ia akan mendapatkan balasan yang baik, sebaliknya jika Ia berbuat jahat pasti kejahatan pula yang Ia dapatkan. Namun pembelajaran tentang pembalasan di bumi ini tidak hanya sebatas itu namun pengetahuan saya meluas, saya berasumsi bahwa pada zaman Israel awal ketika kitab-kitab ini ditulis, mereka belum memiliki konsep tetang surga seperti yang kita pahami saat ini. Jadi hidup memang berfokus pada hidup di bumi ini, tidak ada gambaran tentang dunia akhirat. Hal ini sangat menarik untuk diteliti sebab ada kesamaan konsep dengan pemhaman di kebudayaan saya.

2.      Konsep Tentang Akhirat

Bagi orang Israel awal, orang yang sudah mati entah itu orang baik atau orang jahat semua akan menuju Sheol, jadi Sheol semacam tempat bagi semua orang yang sudah meninggal, tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang Sheol ini. Persis pemahaman ini juga yang berkembang di kebudayaan saya bahwa orang yang telah meninggal akan menuju tempat yang bernama Lau Wura. Tempat ini bukan surga tetapi juga bukan neraka dan juga tentu bukan api penyucian, hanyalah tempat di mana semua orang yang telah meninggal berkumpul bersama. Tidak ada penjelasan lebih lanjut bagaimana kehidupan mereka di sana sebab orang-orang pada zaman dahulu tidak merefleksikan tentang kehidupan akhirat itu.

3.      Pengetahuan Orang Israel Awal

Saya menilai ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara berpikir orang-orang terdahulu sehingga mereka seolah tidak merefleksikan tentang kehidupan akhirat. Pertama, pengetahuan yang masi terbatas. Kita tahu bahwa pengetahuan kita ini berkembang dari yang sangat sederhana terus berkembang hingga pada taraf yang sangat kompleks. Orang –orang dahulu memiliki pengetahuan yang sangat sederhana. Pemikiran mereka tidak sampai sekompleks apa yang kita pikirkan saat ini. Jadi pertanyaan yang sangat spekulatif dan metafisis tidak terlalu dipersoalkan. Tentu tidak semua orang begitu sebab pertanyaan metafisi sudah sangat berkembang di Yunani melalui tokoh Sokrates dan Plato.  Kedua,  materialisme. Orang-orang dahulu lebih berfokus pada hal-hal yang tampak bukan pada yang tidak tampak. Saya berasumsi bahwa kebahagiaan mereka diukur dari seberapa banyak hara yang orang tersebut milik, seberapa tinggi kedudukannya dalam kelas sosial dan seberapa terkenalnya dirinya di antara kaum sebangsa. Tidak ada tempat bagi orang yang lebih berfokus pada yang ilahi misalnya seberapa baik seseorang terhadap orang lain, seberapa jujur orang tersebut. Nilai-nilai etis ini baru menjadi konsern yang serius ketika Yesus datang, jadi terlihat jelas perbendaanya. Saat Yesus megkritik pemimpin umat maupun pemimpin negara saat itu, sebab gaya hidup zaman tersebut memang lebih menekannkan hal-hal materiil. Ketiga, simpang siur pemahaman tentang kebangkitan. Kita tahu banhwa paham tentang kebangkitan ini ternyata tidak semua menerimanya, ada sebagian yang tidak yakin bahwa ada kebangkitan.

4.      Penutup

Sebagai penutup saya mengucapkan terima kasih karena telah diperkenalkan dengan sastra kebijaksanaan Israel. Mengenal Israel bisa dari mempelajari sastranya. Terima kasih untuk dosen pengampuh mata kuliah ini yang setia membuka cakrawala berpikir kami.


sintus bezy

Jogja,,3/12/20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...