KEUNTUNGAN
MENGIKUTI PERKULIAHAN
SASTRA
KEBIJAKSANAAN ISRAEL, SUATU REFLEKSI
Bagi
saya mata kuliah ini sangat menarik untuk dipelajari, sebab ini adalah hal yang
baru teristimewa pada bidang sastra. Seperti pada sastra lainya sastra
Kebijaksanaan Israel juga tentu enak untuk dipelajari sebab kita akan dibawa ke
kazanah pemikiran orang Israel pada zamannya. Melalui sastra juga kita bisa
mengetahui konteks sosial kehidupan mereka saat itu lengkap dengan berbagai
persoalannya maka berikut ini saya akan menguraikan secara sederhana tentang
apa yang saya dapat dari perkuliahan sastra kebijaksanaan Israel ini.
1.
Konsep
Tentang Hukum Retribusi, Pembalasan Di Bumi Dan Bukan Di Akhirat.
Tema besar yang selalu
muncul dari pembalajaran kitab-kitab
sastra kebijaksanaan Israel adalah tentang hukum retribusi. Bawasannya
perbuatan orang akan dibalas di bumi ini, jika seseorang berbuat baik maka tentu ia akan mendapatkan
balasan yang baik, sebaliknya jika Ia berbuat jahat pasti kejahatan pula yang Ia
dapatkan. Namun pembelajaran tentang pembalasan di bumi ini tidak hanya sebatas
itu namun pengetahuan saya meluas, saya berasumsi bahwa pada zaman Israel awal
ketika kitab-kitab ini ditulis, mereka belum memiliki konsep tetang surga
seperti yang kita pahami saat ini. Jadi hidup memang berfokus pada hidup di
bumi ini, tidak ada gambaran tentang dunia akhirat. Hal ini sangat menarik
untuk diteliti sebab ada kesamaan konsep dengan pemhaman di kebudayaan saya.
2.
Konsep
Tentang Akhirat
Bagi orang Israel awal,
orang yang sudah mati entah itu orang baik atau orang jahat semua akan menuju Sheol, jadi Sheol semacam tempat bagi semua orang yang sudah meninggal, tidak
ada penjelasan lebih lanjut tentang Sheol
ini. Persis pemahaman ini juga yang berkembang di kebudayaan saya bahwa orang
yang telah meninggal akan menuju tempat yang bernama Lau Wura. Tempat ini bukan surga tetapi juga bukan neraka dan juga
tentu bukan api penyucian, hanyalah tempat di mana semua orang yang telah
meninggal berkumpul bersama. Tidak ada penjelasan lebih lanjut bagaimana
kehidupan mereka di sana sebab orang-orang pada zaman dahulu tidak
merefleksikan tentang kehidupan akhirat itu.
3.
Pengetahuan
Orang Israel Awal
Saya menilai ada beberapa
faktor yang mempengaruhi cara berpikir orang-orang terdahulu sehingga mereka
seolah tidak merefleksikan tentang kehidupan akhirat. Pertama, pengetahuan yang masi terbatas. Kita tahu bahwa
pengetahuan kita ini berkembang dari yang sangat sederhana terus berkembang
hingga pada taraf yang sangat kompleks. Orang –orang dahulu memiliki
pengetahuan yang sangat sederhana. Pemikiran mereka tidak sampai sekompleks apa
yang kita pikirkan saat ini. Jadi pertanyaan yang sangat spekulatif dan
metafisis tidak terlalu dipersoalkan. Tentu tidak semua orang begitu sebab
pertanyaan metafisi sudah sangat berkembang di Yunani melalui tokoh Sokrates
dan Plato. Kedua, materialisme. Orang-orang
dahulu lebih berfokus pada hal-hal yang tampak bukan pada yang tidak tampak. Saya
berasumsi bahwa kebahagiaan mereka diukur dari seberapa banyak hara yang orang
tersebut milik, seberapa tinggi kedudukannya dalam kelas sosial dan seberapa
terkenalnya dirinya di antara kaum sebangsa. Tidak ada tempat bagi orang yang
lebih berfokus pada yang ilahi misalnya seberapa baik seseorang terhadap orang
lain, seberapa jujur orang tersebut. Nilai-nilai etis ini baru menjadi konsern
yang serius ketika Yesus datang, jadi terlihat jelas perbendaanya. Saat Yesus
megkritik pemimpin umat maupun pemimpin negara saat itu, sebab gaya hidup zaman
tersebut memang lebih menekannkan hal-hal materiil. Ketiga, simpang siur pemahaman tentang kebangkitan. Kita tahu
banhwa paham tentang kebangkitan ini ternyata tidak semua menerimanya, ada
sebagian yang tidak yakin bahwa ada kebangkitan.
4.
Penutup
Sebagai penutup saya
mengucapkan terima kasih karena telah diperkenalkan dengan sastra kebijaksanaan
Israel. Mengenal Israel bisa dari mempelajari sastranya. Terima kasih untuk
dosen pengampuh mata kuliah ini yang setia membuka cakrawala berpikir kami.
sintus bezy
Jogja,,3/12/20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar