Untuk Sahabat Ne’e
Tulisan ini kupersembahkan kepada tiga sahabat baikku, yang
baru minggat.
Pablo tercengang dengan selembar
kertas di genggamannya. Kebetulan saja pagi tadi Pablo memilih jalan belakang
menuju kampus. Hmm, ternyata itu catatan tercecer milik anak Filsafat. Karena Pablo melihat ada gambar
Sokrates di begian belakang kertas. Katanya orang tua itu adalah bapak
filsafat. Kertas tercecer rupanya dari gerombolan tadi.
Anak Filsafat, yah Pablo sering menyebut gerombolan itu
sebagai anak Filsafat. Mereka mudah sekali dikenal, sebab mereka sering
bergerombolan menuju kampus. Jalan bersama-sama sebagai saudara seperjuangan,
itulah mereka, bukan karena apa2 tapi mereka keluar dari rumah yang sama. Yah,
anak filsafat tapi juga biarawan. Sebagai biarawan wajarlah mereka harus
berkomunitas, bukti persaudaraan mereka juga ilalah ketika ke kampus selalu
bersama, dan fakultas sasaran para biarawan calon imam ini adalah filsafat,
sebab filsafat menjadi pelajaran wajib bagi calon imam.
Satu-satunya ilmu sekuler yang wajib dipelajari oleh calon
imam adalah filsafat. Siapa saja calon imam, dia harus belajar filsafat. Sejak
awal perkembangannya sebenarnya Kekristenan tidak pernah jauh dari filsafat.
Teologi Kristen juga banyak dipengaruhi filsafat Yunani, bahkan saat ini
dipengaruhi oleh filsafat Jerman. Bagi orang Katolik, fides et ratio itu penting. Iman membutuhkan pemahaman, dan
pemahaman yang mendalam hanya dalam iman. Anselmus Canterbury sudah
mengumandangkannya. Hehehe
Namun bukan soal siapa pemilik kertas tersebut, tetapi isi
tulisannya. Santiago bukan pelajar filsafat tetapi itu bukan menjadi masalah
untuk memahami tulisan pendek ini.
“Aku anak FISIP” gumamnya dalam hati. Persoalan sosial itulah
pembahasan kami setiap hari dalam kelas.
Perlahan Santiago merenung dan
memahami penggalan baris demi baris. Tidak susah, yang paling inti adalah bahwa
“manusia itu mahluk sosial”. Sejak lahir manusia sudah disebut mahluk sosial, (ens sociale). Ini fakta, tak ada
seorangpun yang tidak dilahirkan dari seorang ibu, dan ibupun tak bisa mengandung
serta melahirkan tanpa peran serta seorang ayah (kecuali rekayasa). Secara
natural, sejak lahir memang manusia adalah mahluk sosial. Berbagai kebutuhan
dasar hanya dapat terpenuhi jika berinteraksi dengan orang lain. Sosilaitas
bisa terbangun karena interaksi sosial, subyek yang satu membutuhkan subyek
yang lain, dalam memenuhi berbagai kebutuhan dasar, seperti kebutuhan hidup,
makanan, minuman, pakaian dsb. Semua bisa terpenuhi hanya karena manusia adalah
mahluk sosial.
“Ini yang saya pahami”
gumam Pablo.
Setelah berjalan sepuluh meter dari
tempat ia menemukan kertas di atas, Pablo berjumpa dengan seorang pelajar yang
kebingungan. Ternyata Dialah pemilik kertas. Pablo langsung menunjukkan kertas tersebut kepadanya.
“Huuuh. Syukurlah pencarianku tidak sia2. Aku menemukan kertas
penuh kenangan ini” sambar Marlina penuh kegirangan. “Ini halamaan tengah dari
tulisanku, aku terlalu buru-buru ke kampus tadi, hingga kertas jatuh
berhamburan, dan sudah aku pungut semua, tertinggal satu yang belum, ternyata
kamu yang menemukan. Trima kasih yah.”
Marlina mendapatkan tulisan itu dari Ansy. Kebetulan Marilina
hobby membaca cerpen. Marlina sering mendapatkan banyak cerpen dari Ansy si
cowok anak Filsafat yang katanya calon imam itu. Tulisan itu tidak pernah
diselesaikan oleh Santiago, sebab malam tadi Santiago begitu kesal, dan stress
dengan keputusan yang dibuat oleh formator.. pater superior rumah bina. Walau
tidak sempat selesai tapi karena janjinya kepada Marlina untuk menuliskan cerpen
yah, daripada Marlina tidak percaya kepada saya, mendingan saya kasih saja
cerita yang belum selesai ini.
Malam tadi, beberapa teman Santiago, harus meninggalkan rumah
bina ini. Padahal mereka adalah teman dekat, sahabat dari komunitas ne’e. Ne'e adalah istilah baru yang dibuat beberapa
hari terakhir. Padahal semua akan sirna, semua harus dijaga dalam kondisi yang
aman. Santiago sulit menyebut nama-nama mereka, sebab Santiago tahu bahwa orang
juga tahu siapa mereka. Santiago kesal dengan keputusan, mengapa mereka harus
dikeluarkan dari komunitas ? apa alasan mereka? Apa salahnya ? tapi itu sudah
terlambat, mereka sudah dikeluarkan. Sadisya adalah ketika mer................
sintuz bezy
Penfui, Kupang 19/02/19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar