Diskusi Seputaran Pilkada Ngada
Sintus : APRB
Vian :Ya... kemungkinan besar...
sintus :30 persen taung aw mkas, na menag gi, bagi lima paslon ni,, satu klaw su pedapat 30 na menang
Vian : Aku dukung ITO loko...kali pae bisa.. kita pae bersatu....tpi ya itulah demokrasi
Sintus : kita mesti paham politik yg sesungguhnya mekas.... jgan sektarian begitu.. ketidakmenganan Credo bukan karena salah orang Riung tidak bersatu...klaw pandangan begitu sama saja dgn pengamat politik amburadul.... kemenangan APRB juga bukan karena Bajwa bersatu.... lalu apa fakto2 yg mendukung kemenangan dan mengakibakan kekalahan? kaw kala pernah dengar vox populi, vox dei, kau paham bahwa suara masyarakat itu adalah suara Tuhan.... nah ini menandakan bahwa suarau yg diberikan oleh masyrakat berasal dari hati nuraninya dan luhur, klaw ada karena dapat uang itu masalah lain, tapi mayoritas memilih karena tergerak suara hatinya... suarau hati itu dibentuk karena ia melihat visi mis calon yg ia pilih dll... Jadi tolong edukasi masyrakat,,, kekalahan Credo bukan karena masyarakat Riugn tidak bersatu,,, jangan bikin mempermalukan kita orang Riung yang berpikir kritis.... beri edukasi politik yang baik, klaw tidak kau hanya terus memupuk kesempitan berpikir orang Riung... tolog mekas sebagai orang Riung kau mesti jadi contoh dalam pandanganmu... jangn terseret opini sektarian... hahahahahahahah
Vian :Terima kasih Bpk. Dosen Filsafat Sosial Politik...🙏 Benar mekas tapi ikatan primordial dan sektarian itu pasti ada jga...sekalipun yg ideal itu seperti yg kita pelajari dlm ranah akademik..
SIntus : en mekas, kita tahu bahwa Credo ini seasal dgn kita, putra daerah... cuman tidakk cukup dalam politik jika kita memilih seseorng hanya karena ia sama asal dengan kita... sbb itu akan bahaya, misalkan org yg seasal tidak lebih baik dari org luar, akhrnya kita yg terkena getahnya. saya mungkin tidak mempersoalkan pilihan oran, siapapun pilihan anda itu adalah suara hatimu,, kamu pilih credo juga adalah suara hatimu..... yg mesti kita lawan sekarang adalah pandanga orn yg menghubungkan kekalahan kredo dgn tidak bersatunya org Riung... klaw sampe pandangan begitu berarti kita sedang menelanjangi diri kita...
Vian : Begini mekas.... setidaknya dlm sejarah sejak kabupaten Ngada berdiri baru kali ini ada orang Riung yang maju...
Sintus :bukan baru kali ini mekas.... pemilu lalu juga ada namanya Ano Aser dgn paket Frenly,, tapi kalah oleh paktnya marianus sae... dari sejk itu kita bisa mengukur perkembagan politik di Riung,, bawasannya walaupun ada putera daerah tidak serta merta bahwa org riugn akan meilihnya... jargonn politik yg sering dibangun misalnya OOOw kita ini tidak diperhatikan, pembangunan hanya kepada org bajawa, dll... benarkah demikian? itu hanya isu politik saja... setiap kepala daerah terpilih tetep dia mesti dan sudah memperhatikan semua wilayah kepemimpinannya... mungkin sana sini masi ada yg belum sempurna itu biasa.......... nah mekas,,, sampe kapanpun dan jika ada lagi tokoh dari riung yg naik tidak akan ada yg namanya semua orng riung akan memilihnya......... ikatan dengan calon bupati dan wakil bupati itu bukan hanya ikatan kesukuan (primordialsme kultural), tapi ada juga ikatan partai, org riugn yg memilih aprb karena satu partai... ada juga karena ikatan pandangan politik, ada juga ikatan visi misi pembangunan, ada juga mungin ikatan asall-usul leluhur, ada ikatan tempat kerja... jadi ikatan yg terjadi dalam politik bukan saja ikatan suku.... nah sy tetap pada pandangan bahwa kekalahan credo tidak boleh disalahkan oleh karen org riugn tidak bersatu.... berarti cara pandang org tersebut hanya merujuk pada ikatan suku, itulah kesempitannya....
Vian : Bukan karena kesempitan...tpi memang fenomena sektarian jga menjadi salah satu bagian yg tak terpisahkan dlm politik praksis...
Sintus : iya mekas itu memang ada dalam politik dan terjadi.... cuman mari kita selamtkan wajah Riung mekas... manamungkin kita mempersalahkan lagi kita pung orang sendiri. masa kita bilang lagi "eww kalin yg tidak pilih credo tu salah", "ew kita ini tidak bersatu", memang kita tidak akan bersatu dalam politik.... sy tidak perdebatkan yg sudah terjadi, post factum... bahwa ia memilihi ini itu,,,, tidak,, bukan itu point saya..... yg saya rujuk adalah, realitas setelah pemilihan ini... sekarang org gampang saling mempersalahkan,,,, kita pemerhati kemanusiaan, mesti netral mekas, selamatkan situasi,,, jgn sampe saat kau ketemu org yg tidak pilih credo kau juga marah dia,,, ew itu gara2 kamu yg tidak pilih cred maka ia kalah... lihat apa konsekwensi nya nnti,,, bisa ada pertikaian.... mari berpikir liberal, serta kritis, empiric, dan progresif.... jgn ke belkang lagi,, tapi ke depan...kau berani se ndo soek teka pak le nggaku... hahaha
VIan : erima kasih..la... setidaknya menyegarkan kembali materi filsafat politik..
memangnya selama ini kau punya loyo kh....... wekaan aku kirim sa artikel ziu nggau mekaskali mesti baca wena ziu komentar ke saya ewwww..... zaa kimu mekas..
Kmi kebanyakan berpastoral....
Vian ustru ini pastoral yg nyata ni... Sebagai agen pastoral bgaimana pandangamu ttg politik,, klaw mau bawa diri sebagai pendukun Credo, kau mungkin TDK bisa pergi ke pendukung nya aprb... Lalu bgmana supaya kau bisa diterim oleh mereka,, nah cara pandang seorg agen pastoral mesti netral dan demi humanisme
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar