Sabtu, 13 Oktober 2018

Rationalisasi irationalitas


Provokator bebal

Pagi yang cerah tak selalu indah untuk manusia. Kicauan burung merdu tidak selalu merdu bagi manusia. Roda perpolitikan berjalan seperti biasa tidak menandakan bahwa itu aman-aman saja. Semua harus dicurigai! Betulkah segala sesuatu berjalan baik adanya, benar semestinya, atau indah sesuai idealnya. Tidak!!!
               Di suatu pagi, segelintir orang bebal tertawa ria merayakan kebodohan mereka. Ada provokator ulung di situ, juga manipulator kelas satu, tetapi juga beberapa pengkhianat, yang selalu berkonspirasi untuk menyusahkan “orang aneh”.[1]  Segelintir orang bebal ini bukanlah ens yang secara kognitif diragukan, tetapi episteme mereka penuh dengan filosofi busuk yang gagal diaplikasikan dala realitas.
Oh, segelintir manusia malang yang amat disayangkan, aku suka logika busukmu yang jika dilakonkan justeru nyata menunjukan kebebalanmu yang sungguh malang. Air mataku jatuh menangisi nasibmu, sedih melihat anda menari diatas kemunafikanmu. Seratus persen baik dihadapan atasan, tetapi seratus satu persen buruk dalam kenyataan.
Ha…ha…ha… manusia modern yang katanya kritis, tapi saying rationalitas anda justeru menyesatkan. “Jika tidak anda curigai!” manusia modern yang bangga dengan kenyamanan tatanan kapitalistik, sehingga tidak mampu lagi menyadari ketertindasan dirinya.
Max Horkheimer dan Theodor Wiesengrund Adorno bigbossku, mari kita tertawa atas rasional-irationalitas segelintir manusia modern di atas.


Penulis: Sintus Bezy
Penfui, Kupang,
Minggu 14-10-2018




[1] julukan kepada seseorang yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...