Hadapi hidup, tetapi jangan berhenti hidup!
Oleh: Sintus Bezy
Pergulatan batin
seorang musafir cinta dalam petualangannya menemukan Sang Cinta Abadi yang
begitu sangat dipuja oleh miliaran orang Kristiani di berbagai belahan dunia
ini.
Paulo seorang musafir
cinta, lima tahun lalu memutuskan untuk mengabdi seluruh hidupnya bagi Sang
Cinta Abadi. Namun saat ini ia sangat meragukan keputusannya itu. Dia merasa
tidak cukup kuat untuk menggenapi semua permintaan yang dibeberkan oleh Sang
Cinta yang disapanya Guru. Baginya Guru menempatkan
standar terlalu tinggi untuk siapa saja yang mau mengikutinya. Karena Dia juga
seorang yang mau mengikuti Guru secara
lebih dekat maka tuntutan itu jugalah yang harus dia tuntaskan.
Sebenarnya tiga syarat
saja yang Guru berikan yakni pertama, “tinggalkan
segala sesuatu”, kedua, “pikulah
salib”, dan ketiga, “Ikutlah Aku”.
Persyaratan ini memang kendengaranya sederhana sehingga memikat Paulo. Tetapi
bukan semata karena persyaratan
tersebut. Yang lebih memikat lagi ialah janji-janji Sang Guru. Guru
katakana bahwa siapa meninggalkan satu akan mendapat seratus kali lipat. Pada
kesempatan lain Guru berujar “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup”. Paulo sang
pemuja Cinta Abadi membulatkan tekadnya untuk mengikuti Guru. Inilah alasan
keberadaanya di dunia ini pikirnya. Siapa yang tidak senang mendengar janji
ini.
“Aku tidak memahami
semua ini.” “Semua terjadi begitu cepat, waktu tidak memberi kesempatan bagiku
untuk bermenung walau cukup sesaat, sebenarnya aku hanya mau memastikan apakah keputusanku benar?” “Namun,
sudahlah!!! Semua sudah terjadi.!!! Aku
sudah memutuskannya dan aku sudah menghidupinya. Butuh kekuatan yang lebih
besar lagi jika aku harus mengubah keputusanku ini. Manusia memang berani
memutuskan, tetapi juga siap menanggun risiko-risiko dari keputusannya
itu.” Inilah hidupku dan aku tidak boleh
lari darinya.
Tersadar seketika saat seseorang mengetuk pintu kamarnya
dengan kasar. Satu malam suntuk Dia tenggelama dalam lamunan yang tak kunjung
akhir. Satu hal yang belum bisah dipecahkan dengan rationya yakni tentang hidup
yang sedang dia jalani sekarang. Itu semua adalah konsekwensi dari keputusanya
lima tahun lalu.
Paulo merasa telah dibohong oleh sang Guru. Guru katakana
bahwa diriya adalah sang Cinta tetapi Paolo tidak pernah memahami kata ini.
Apalagi mengekspresikanya. Dulu sebelum dia memutuskan untuk mengjadi pengikut
Guru, dia merasa selalu kelimpahan Cinta, namun sekarang dia tidak merasakan
apa-apa lagi. Cintanya selalu dibatasi. Guru selalu mengekangnya, unutk tidak
mencintai hanya seorang, cinta itu harus universal. Tetapi manamungkin hal itu
terjadi untuk yang seorang saja guru larang. Guru katakana bahwa jika aku
melepakan sesuatu seratus kali lipat akan saya dapat. Hati siapa yang tidak
senang mendenganr ini.
Ketukan di pintu itu semakin keras dan seolah memaksa dirinya
untuk cepat meninggalkan ranjang. Paulo tersentak ketika menemukan Pedro di
balik pintu sudah dengan busana lengkap. Jubah coklat panjang yang dikenakannya
terliahat begitu cerah sesuai wajahnya.
Pedro kelihatan sangat menikmati jalan hidupnya saat ini, terungkap melalui
semangatnya. Dia selalu siap setiap saat, selalu bangun lebih awal untuk
melayani sang Guru.
“Paulo,, pagi ini kamu bangun
terlambat lagi” “Apakah kamu tidak tahu
sekarang sudah pukul 05.58 pagi, sebentar lagi perayaan akan segera dimulai.”
“Aku diperintahkan untuk membangunkanmu “ kata Pedro. “Kamu boleh saja tidak
ikut bersama komunitas dalam *Vesper* tetapi
Ekaristi harus ikut.” Barulah Paulo sadar ternyata 3 menit lagi Perayaan mistik
sebagai kenangan akan yang dibuat sang Guru dulu akan segera dimulai.
Tidak dengan Paulo yang semakin hari justeru
semakin bergulat dengan keputusannya.
Dia hanya meragukan apakah dirinya pantas menjadi pengikut sang Guru.? Soalnya
bagi Paulo Guru menuntut terlalu banyak dari dirinya. Sebenarnya hal yang sangat berat bagi Paulo
bukan tentang keputsannya waktu itu, karena dia sudah memutuskan tetapi yang
paling berat ialah bagaimana ia menghidupi keputusanya.
sintuz bezy
kren
BalasHapusTerima kasih yah
Hapusthnk
BalasHapus