Selasa, 29 Januari 2019

Hadapi


Hadapi hidup, tetapi jangan berhenti hidup!

Oleh:  Sintus Bezy

Pergulatan batin seorang musafir cinta dalam petualangannya menemukan Sang Cinta Abadi yang begitu sangat dipuja oleh miliaran orang Kristiani di berbagai belahan dunia ini.

Paulo  seorang musafir cinta, lima tahun lalu memutuskan untuk mengabdi seluruh hidupnya bagi Sang Cinta Abadi. Namun saat ini ia sangat meragukan keputusannya itu. Dia merasa tidak cukup kuat untuk menggenapi semua permintaan yang dibeberkan oleh Sang Cinta yang disapanya Guru.  Baginya Guru menempatkan standar terlalu tinggi untuk siapa saja yang mau mengikutinya. Karena Dia juga seorang yang mau mengikuti Guru  secara lebih dekat maka tuntutan itu jugalah yang harus dia tuntaskan.
Sebenarnya  tiga syarat saja yang Guru berikan yakni pertama, “tinggalkan segala sesuatu”, kedua, “pikulah salib”, dan ketiga, “Ikutlah Aku”. Persyaratan ini memang kendengaranya sederhana sehingga memikat Paulo. Tetapi bukan semata karena persyaratan  tersebut. Yang lebih memikat lagi ialah janji-janji Sang Guru. Guru katakana bahwa siapa meninggalkan satu akan mendapat seratus kali lipat. Pada kesempatan lain Guru berujar “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup”. Paulo sang pemuja Cinta Abadi membulatkan tekadnya untuk mengikuti Guru. Inilah alasan keberadaanya di dunia ini pikirnya. Siapa yang tidak senang mendengar janji ini.
 “Aku tidak memahami semua ini.” “Semua terjadi begitu cepat, waktu tidak memberi kesempatan bagiku untuk bermenung walau cukup sesaat, sebenarnya aku hanya mau memastikan  apakah keputusanku benar?” “Namun, sudahlah!!! Semua sudah terjadi.!!!  Aku sudah memutuskannya dan aku sudah menghidupinya. Butuh kekuatan yang lebih besar lagi jika aku harus mengubah keputusanku ini. Manusia memang berani memutuskan, tetapi juga siap menanggun risiko-risiko dari keputusannya itu.”  Inilah hidupku dan aku tidak boleh lari darinya.
Tersadar seketika saat seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan kasar. Satu malam suntuk Dia tenggelama dalam lamunan yang tak kunjung akhir. Satu hal yang belum bisah dipecahkan dengan rationya yakni tentang hidup yang sedang dia jalani sekarang. Itu semua adalah konsekwensi dari keputusanya lima tahun lalu.
Paulo merasa telah dibohong oleh sang Guru. Guru katakana bahwa diriya adalah sang Cinta tetapi Paolo tidak pernah memahami kata ini. Apalagi mengekspresikanya. Dulu sebelum dia memutuskan untuk mengjadi pengikut Guru, dia merasa selalu kelimpahan Cinta, namun sekarang dia tidak merasakan apa-apa lagi. Cintanya selalu dibatasi. Guru selalu mengekangnya, unutk tidak mencintai hanya seorang, cinta itu harus universal. Tetapi manamungkin hal itu terjadi untuk yang seorang saja guru larang. Guru katakana bahwa jika aku melepakan sesuatu seratus kali lipat akan saya dapat. Hati siapa yang tidak senang mendenganr ini.
Ketukan di pintu itu semakin keras dan seolah memaksa dirinya untuk cepat meninggalkan ranjang. Paulo tersentak ketika menemukan Pedro di balik pintu sudah dengan busana lengkap. Jubah coklat panjang yang dikenakannya  terliahat begitu cerah sesuai wajahnya. Pedro kelihatan sangat menikmati jalan hidupnya saat ini, terungkap melalui semangatnya. Dia selalu siap setiap saat, selalu bangun lebih awal untuk melayani sang Guru.
               “Paulo,, pagi ini kamu bangun terlambat lagi”  “Apakah kamu tidak tahu sekarang sudah pukul 05.58 pagi, sebentar lagi perayaan akan segera dimulai.” “Aku diperintahkan untuk membangunkanmu “ kata Pedro. “Kamu boleh saja tidak ikut bersama komunitas dalam *Vesper* tetapi Ekaristi harus ikut.” Barulah Paulo sadar ternyata 3 menit lagi Perayaan mistik sebagai kenangan akan yang dibuat sang Guru dulu akan segera dimulai.
  Tidak dengan Paulo yang semakin hari justeru semakin bergulat  dengan keputusannya. Dia hanya meragukan apakah dirinya pantas menjadi pengikut sang Guru.? Soalnya bagi Paulo Guru menuntut terlalu banyak dari dirinya.  Sebenarnya hal yang sangat berat bagi Paulo bukan tentang keputsannya waktu itu, karena dia sudah memutuskan tetapi yang paling berat ialah bagaimana ia menghidupi keputusanya.
sintuz bezy

3 komentar:

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...