Buyar
Cewek itu datang.
Tapi aku tak ada. Huh.. kecewa juga aku maupun dia.
Nova demikina nama
cewek manis yang aku sunting beberapa waktu lalu. Hari Minggu kemarin, memang
tidak ada janjian untuk bertemu sih tetapi, aku berniat untuk bertemu
dengannya seusai mengikuti misa di Gereja. Namun gagal. Bukan karena apa-apa,
skenarionya tidak bagus.
Aku sudah siap
kata-kata istimewa untuk gadis manis yang aku suka itu. Pertama, mengagumi
keelokan rupanya, kecantikkannya, yang menjadi alasan mengapa aku menyukainya.
Kedua mengungkapkan rasa, bahwa aku memiliki rasa tertarik kepada dirinya. Dan
ketiga meminta nomor WAnya. Serta terakhir menanyakan apakah dia sudah memiliki
pacar atau belom? Hehehe, dalam coretan ini memang terbaca tidak romantis sih,
tetapi dalam praktekknnya pasti sangat-sangat romantis. Aku pandai melakukan
hal itu, hingga membuat cewek jatuh hati. Dan aku tidak suka terlalu berbohong
banyak melalui hp, aku mau bicara langsung. Sebab dengan pertemuan langsung aku
bisa mengukur apakah seseorang suka benaran atau tidak? Dengan memandang mata
si cewek aku bisa melihat keindahannya dan ketidakberdayaannya serta
keinginannya untuk dielus serta dibelai-belai. Huuh, itulah aku.
Pertanyaan itu tadi
siap aku lontarkan entah apapun jawabannya. Memang dia masih terlalu mudah
buatku takluki, dia masih terhitung belia. Dan tidak terlalu menantang aku.
Tetapi dia berhasil membuat aku tertarik, jadi, yah aku harus beretorika secara
baik. “Hahaha, cinta-cinta bodok”. Kata AR. aku sebenarnya hanya ingin
mengaktivkan kembali rasa yang terpendam begitu lama. Ketertarikan dengan lawan
jenis, feeling itulah yang tersembunyi selama ini. Itu yang harus aku aktifkan.
Tidak susah, yang penting tetap ekstera hati-hati dan tidak melampaui batas
relasi yang wajar.
Hmmm, kalian
penasaran siapa aku sebenarnya kan? Seusai tamat SMA aku bergabung ke seminari
untuk sekolah menjadi pastor Katolik. Salah satu aturan menjadi pastor itu
ialah tidak menikah supaya kami fokus pada pelayanan kepada Tuhan dan sesama. Sejak
aku bergabung ke sekolah ini, nyaris aku tidak pernah berkenalan dengan cewek
lagi. Hingga tiba di hari yang indah ini.
Semua gara-gara
Pastor Serilus. Sebelum misa dia memintaku untuk menjual buku renungan yang
ditulis oleh pra frater (calon pastor) teologan. Jualnya seusai misa dan dijual
kepada umat Allah. Maka aku harus keluar dahulu sebelum ekaristi selesai dan
menggantikan jubahku. Saat kembali ke kapela
dengan buku di gardus. Aku tidak melihat cewek bernama Nova itu lagi.
Hanya teman-teman mengatakan bahwa dia datang misa dan seusai ekaristi dia
bersama temannya langsung kelaur dan pulang. Sial ew…
Masih ada waktu, yang
penting aku sudah memberinya sinyal bahwa aku menyukainya. Ini aku yakin pasti
membuat dirinya berbunga-bunga. Hahahaha. Gara-gara cinta aku semacam menjadi
seperti anak kecil lagi, paahal umurku sudah sangat tua untuk hal-hal konyol
seperti ini. Mengapa aku masih melakukannya, apakah aku terlambat dalam mengolah
rasa? Tidak ini semua gara-gara menjadi frater sialan ini. Semua serba
terlambat, aku tertunda untuk mengalami cinta, aku tertunda untuk mengenal
cewek. Huuuh, aku yang sial.
Sebagai tebusannya,
haha aku malah bercengkrama dengan cewek-cewek dari pulau Sabu. Yah ada empat
orang cewek anak kuliahan berasal dari Pulau Sabu. Dan mereka sebenarnya ingin
bertemu Pastor Sirilus. Tetapi karena Beliau masih di kamarnya maka kebetulan
aku lewat, yah aku kenalan dong sama mereka. Ternya orangnya baik-baik dan
ramah-ramah, yah itulah pintasan luar yang terbaca. Teapi mereka manis-manis
seperti gula Sabu. Mereka meminta nomor WA ku tetapi aku bilang tidak ada. Hahah,
padahal ada. Aku hanya memberikan alamat FBku. Yah seperti mereka yang ingin
mendapat teman, sebenarnya aku juga ingin sekali mendapat teman
sebanyak-banyakknya. Makannya di sisa bulan-bulan terakhirku si kota Kupang
ini. Aku harus mencari teman sebanyak-banyaknya. Cewek maupun cowok dan
berusaha untuk dekat serta mebangun perasahabatan yang sangat sehat serta menyenangkan.
Ini semua demi hidupku. Bahwa jika aku berteman banyak pasti aku akan mendapat
banyak kemudahan.
Mulailah bersahabat,
tidak usah takut ditolak. Sampai kapan sih dia menolak. Dia juga manusia pasti
akan ada titik tertentu dia menerimamu. Hahaha tetapi sejauh ini, bersahabatlah
dengan siapa saja. Okay.
Untuk Dia, tunggu
aksiku di hari-hari mendatang.
Penfui, 7/1/19
Sintus bezy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar