Mengapa aku sulit
melupakan wajahmu…? Gadis manis yang sangat sulit aku jumpai. Padahal kita
berjarak begitu dekat. Tidak harus membuang banyak langkah aku bisa menjumpaimu
sebenarnya. Tetapi mengapa aku tidak bisa.? Mengapa harus dan begitu menderita
dengan rasa ini..? terkadang aku berpikir mungkin inilah salib..? salib yah,
salib. Atau benar juga jangan-jangan inilah kuk yang Yesus pernah janjikan
kepada semua muridnya. Aku merasakan berat kuk itu.
Semenjak
perkenalan pada malam tutup tahun 2018. Aku masih belum bisa memejamkan mata di
setiap tidur malamku tanpa menghayalkan wajahnya. Gadis bernama Nova itu,
bagaikan sekuntum mawar yang seharusnya aku raih dan kudekapkan ke dadaku serta
kucium dengan tak hentinya. Tetapi jurang antara akku dan di terlalu begita
amat dalam. Status itulah problem utama, aku terhalang status.
Setiap malam
aku hanya berpikir bahwa aku memang terjebak dalam jalan yang tidak membebaskan
ini.? Panggilan menjadi imam hanya diperuntukan bagimereka yang terobsesi dengan janji surga yang
menurut saya utopis itu. Bagaimana mungkin aku harus mencari surga yang bukan
di dunia ini.? Bagaimana aku harus mengingkari kenyataan yang real. Surga
bukanlah tempat, tetapi itu adalah suasana batin. Ketika aku merasa begitu
bahagianya, saat itulah surga benar-benar nyata. Mengapa manusia membuang
banyak waktu dengan berdoa demi kehidupan setelah kehidupan ini? Mengapa mereka
tidak berdoa saja agar kehidupan yang sedang mereka jalani ini, dijauhkan dari
berbagai tantangan. Hidup sekarang saja belum beres, jadi tidak begitu baik
juga kalau kita hanya berteduh di rumah orang lain.
Aku hanya gila
saja, dan heran mengapa tidak banyak orang yang seperti dan mencontohi diriku.?
Epikuros bertahun-tahun lalu sudah mengatakan bahwa dewa/dewi itu tidak nyata.
Jangan berdoa kepada mereka, kalau hanya karena takut mati. Kematian itu fakta
yang sangat membuat anak manusia gugup begitu rupa. Epikurus lalu menghibur
para pangikutnya dengan membuktikan bahwa Allah itu memang tidak ada. Lalu mengapa
aku mempercayainya dan bahkan berkorban untuk mengikuti Putranya? Apa aku
terobsesi dengan surga yang belum tentu ada itu? Tidak aku tidak boleh
terjebak.
Lalu mengapa
aku harus tetap bertahan di tempat yang kejam itu. Aku harus berani keluar dan
menemukan dirinya. Memang dia selalu bilang bahwa yang lebih bahagia itu adalah
ketika anda berjumpa dengan orang-orang yang lapar dan haus akan cinta, mereka
yang menderita karena kekurangperhatian, mereka yang dalam penjara, mereka yang
tidak mempuyai penutup tubuh. Yesus idolaku katakana bahwa “Ketika kamu
memperhatikan orang yang membutuhkan kasih sayang, kamu memperhatikan Aku” jadi
Yesus ada pada diri orang-orang itu, lalu mengapa aku justeru mengambil jarak
dari mereka? Menjadi seorang imam adalah cara hidup yang diatur kemudian oleh
Gereja. Gadis bernama
Nova, aku bisa menemukan Idolaku dalam dirinya, yah Ia sedang membutuhkan apa
yang sudah idolaku katakana tadi. Aku rasakan itu.Dia telah menyadarkan diriku, yah aku tak
tahu entah kemana harus aku pergi yang pasti aku sedang terjebak dalam obsesi
besar, aku ingin bebas mencintainya. Catatan pinggir Santiago
Tidak ada komentar:
Posting Komentar