Selasa, 24 November 2020

Gadis bernama N

“Gadis Bernama Nova”💔💔 

 

Mengapa aku sulit melupakan wajahmu…? Gadis manis yang sangat sulit aku jumpai. Padahal kita berjarak begitu dekat. Tidak harus membuang banyak langkah aku bisa menjumpaimu sebenarnya. Tetapi mengapa aku tidak bisa.? Mengapa harus dan begitu menderita dengan rasa ini..? terkadang aku berpikir mungkin inilah salib..? salib yah, salib. Atau benar juga jangan-jangan inilah kuk yang Yesus pernah janjikan kepada semua muridnya. Aku merasakan berat kuk itu.

    Semenjak perkenalan pada malam tutup tahun 2018. Aku masih belum bisa memejamkan mata di setiap tidur malamku tanpa menghayalkan wajahnya. Gadis bernama Nova itu, bagaikan sekuntum mawar yang seharusnya aku raih dan kudekapkan ke dadaku serta kucium dengan tak hentinya. Tetapi jurang antara akku dan di terlalu begita amat dalam. Status itulah problem utama, aku terhalang status.

    Setiap malam aku hanya berpikir bahwa aku memang terjebak dalam jalan yang tidak membebaskan ini.? Panggilan menjadi imam hanya diperuntukan bagi  mereka yang terobsesi dengan janji surga yang menurut saya utopis itu. Bagaimana mungkin aku harus mencari surga yang bukan di dunia ini.? Bagaimana aku harus mengingkari kenyataan yang real. Surga bukanlah tempat, tetapi itu adalah suasana batin. Ketika aku merasa begitu bahagianya, saat itulah surga benar-benar nyata. Mengapa manusia membuang banyak waktu dengan berdoa demi kehidupan setelah kehidupan ini? Mengapa mereka tidak berdoa saja agar kehidupan yang sedang mereka jalani ini, dijauhkan dari berbagai tantangan. Hidup sekarang saja belum beres, jadi tidak begitu baik juga kalau kita hanya berteduh di rumah orang lain.

    Aku hanya gila saja, dan heran mengapa tidak banyak orang yang seperti dan mencontohi diriku.? Epikuros bertahun-tahun lalu sudah mengatakan bahwa dewa/dewi itu tidak nyata. Jangan berdoa kepada mereka, kalau hanya karena takut mati. Kematian itu fakta yang sangat membuat anak manusia gugup begitu rupa. Epikurus lalu menghibur para pangikutnya dengan membuktikan bahwa Allah itu memang tidak ada. Lalu mengapa aku mempercayainya dan bahkan berkorban untuk mengikuti Putranya? Apa aku terobsesi dengan surga yang belum tentu ada itu? Tidak aku tidak boleh terjebak.

    Lalu mengapa aku harus tetap bertahan di tempat yang kejam itu. Aku harus berani keluar dan menemukan dirinya. Memang dia selalu bilang bahwa yang lebih bahagia itu adalah ketika anda berjumpa dengan orang-orang yang lapar dan haus akan cinta, mereka yang menderita karena kekurangperhatian, mereka yang dalam penjara, mereka yang tidak mempuyai penutup tubuh. Yesus idolaku katakana bahwa “Ketika kamu memperhatikan orang yang membutuhkan kasih sayang, kamu memperhatikan Aku” jadi Yesus ada pada diri orang-orang itu, lalu mengapa aku justeru mengambil jarak dari mereka? Menjadi seorang imam adalah cara hidup yang diatur kemudian oleh Gereja.
          Gadis bernama Nova, aku bisa menemukan Idolaku dalam dirinya, yah Ia sedang membutuhkan apa yang sudah idolaku katakana tadi. Aku rasakan itu.  Dia telah menyadarkan diriku, yah aku tak tahu entah kemana harus aku pergi yang pasti aku sedang terjebak dalam obsesi besar, aku ingin bebas mencintainya.
Catatan pinggir Santiago
                                                      


    Penfui, Kupang. 17/01/19
    Sintus Bezy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...