Selasa, 24 November 2020

Arief Budiman

 

AKTIVIS SOSIAL DAN INTELEKTUAL : ARIEF BUDIMAN

1. Biografi Arief Budiman

Arief Budiman lahir di Jakarta, 3 Januari 1941 dengan nama asli Soe Hok Djin. Ayahnya adalah Soe Lie Piet. Dia memiliki adik yang dikenal sebagai aktivis bernama Soe Hok Gie. Kakak beradik ini ketika masih menjadi mahasiswa Universitas   Indonesia (UI) kerap menyuarakan gagasan-gagasan terkait pergerakan. 

Selain  menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi UI, Arief pernah mengenyam pendidikan di College  d’Europe Brugge, Belgia (1964). Dia  juga meraih gelar doktor di bidang sosiologi Univeritas Harvard (1980). Penulis buku Pembagian Kerja Secara Seksual: Sebuah Pembahasan Sosiologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat (Gramedia, 1982) ini menjadi dosen di Universitas Kristen Duta Wacana (UKSW) Salatiga dari 1985-1995 usai pulang dari Harvard.

Arief sempat mogok mengajar di UKSW setelah mengetahui proses pemilihan rektor terindikasi korup. Dia pun kemudian dipecat. Arief kemudian pindah ke Australia. Di sana, dia kembali menjadi dosen dan profesor di Universitas Melbourne.

Selain mengajar, Arief pernah menjabat redaktur majalah sastra Horison (1966-1972), anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971), dan anggota Badan Sensor Film (1968-1971). Pada masa pemerintahan Orde Baru, Arief dikenal sebagai tokoh yang kritis terhadap model-model perpolitikan yang korup di masa itu. Di bawah pemerintahan Soeharto yang otoriter dan membungkam demokrasi, Arief mencetuskan ide Golongan Putih (Golput) sebagai oposisi dari partai Golkar. Arief Budiman meninggal di SalatigaJawa Tengah23 April 2020 pada umur 79 tahun .

Karya Karya Arief Budiman

Arief budiman juga  banyak menulis  buku buku   dan  karya karyanya sebagai berikut Chairil Anwar : Sebuah Pertemuan (skripsi sarjana psikologi UI) (Pustaka Jaya, 1976).

Perdebatan Sastra Kontekstual (editor Ariel Heryanto; memuat tulisan Arief Budiman tentang topik ini) (1985).

 Transmigrasi di Indonesia: Ringkasan Tulisan dan Hasil-Hasil Penelitian (1985).

Jalan Demokrasi ke Sosialisme: Pengalaman Chile di Bawah Allende (Desertasi untuk gelar Doktor sosiologi pada Universitas Harvard) (terbit 1986)

Pembagian kerja secara seksual: sebuah pembahasan sosiologis tentang peran wanita di dalam masyarakat (Gramedia, 1982)

 Sistem Perekonomian Pancasila Dan Ideologi Ilmu Sosial Di Indonesia yang menjadi presentase kami pada hari ini.

2.   Ideologi-Ideologi Yang Dikembangkan Dan Dilawan Oleh Arief Budiman

Sebelum masuk ke pemikiran Arief Budima baiklah kita melihat dahulu ideologi yang aan ditentangngnya yakni leberalisme dan neoliberalisme yang melahirkan kapitalisme.

Neoliberalisme adalah kelanjutan dari paham liberalisme klasik.

Liberalisme itu sendiri merupakan ekonomi pasar yang mempunyai kebebasan untuk melakukan langkah-langkah kegiatan ekonomi kepada pelaku-pelaku ekonomi bertransaksi. Dalam sistem ekonomi liberal, campur tangan pemerintah tidak ada, kecuali hanya sebagai kontrol agar terlaksananya interaksi ekonomi. Semua orang diberi kebebasan untuk memilih usahanya.

Maka dalam hal ini tentu saja persaingan dagang akan sangat terasa. Bagi masyarakat yang tidak sanggup bersaing akan selalu tertindas karena bisa dieksploitasi bagi yang kuat, baik dari segi modal atau kapital maupun knowledge.

Kapitalisme mempertahankan sistem liberal karena kebebasan seperti ini sebagai hakikat dari penciptaannya. Dalam perjalanannya, kapitalisme selalu menyesuaikan dan menjaga kebebasan tersebut. Misalnya masalah upah pekerja, menurut konsepsi kapitalis semua keputusan pemerintah atau tuntutan publik adalah tidak relevan. Kemudian paham yang terbentuk bagi kaum liberal adalah kebebasan, berarti ada sejumlah orang yang akan menang dan sejumlah orang yg akan kalah. Kemenangan dan kekalahan ini terjadi karena persaingan. Kebebasan akan diartikan sebagai memiliki hak-hak dan mampu menggunakan hak-hak tersebut dengan memperkecil turut campurnya aturan pihak lain seperti “Kita berhak menjalankan kehidupan sendiri.” Konsep ekonomi liberalis berdasar dari sistem ekonomi kapitalisme yang mengandalkan secara penuh perputaran roda ekonomi melalui mekanisme pasar bebas serta perpindahan modal secara bebas di dalam negeri maupun antarnegara (pasar global).

Namun pada kenyataannya di negara-negara maju di Eropa, Amerika, dan sebagian Asia yang berlabel kapitalis, tidaklah sepenuhnya menerapkan perekonomian dengan mekanisme pasar bebas karena masih ada bantuan pemerintah dalam bentuk subsidi, tunjangan, dan fasilitas sosial bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, melindungi industri atau produk lokal dari persaingan dengan produk-produk impor. Pemerintah juga menguasai saham seluruhnya atau sebagian dari saham perusahaan-perusahaan yang dinilai strategis bagi kepentingan nasional atau kesejahteraan rakyat.

Ekonomi Liberalisme menekankan bahwa perdagangan bebas dan persaingan bebas adalah cara terbaik bagi ekonomi nasional untuk berkembang. Dengan demikian, liberalisme di sini berkonotasi “bebas dari kontrol pemerintah”, atau kebebasan individu untuk menjalankan persaingan bebas, termasuk kebebasan bagi kaum kapitalis untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Ekonomi model liberalisme inilah yang menjadi dasar bagi ekonomi Amerika pada tahun 1800-an sampai awal 1900-an.

Akan tetapi, konsep tersebut akhirnya runtuh saat bencana depresi (The Great Depression) di tahun 1930-an melanda dunia. Ketika depresi ekonomi melanda dunia, muncul seorang ekonom Inggris yang bernama John Maynard Keynes, yang menantang paham liberal. Keynes mengembangkan gagasan alternatif bahwa pemerintah dapat dan harus melakukan intervensi dalam perekonomian, dan membangun sebuah model yang sama sekali baru.

Ekonomi Keynessian yang sering disamakan dengan Welfare State (Negara Sejahtera). Sejak itulah peran pemerintah atau negara dalam ekonomi makin dapat diterima, makin menguat, dan menenggelamkan paham liberalisme. Kebanyakan negara berkembang juga menganut strategi pembangunan yang didominasi oleh negara (welfare state).

Namun, krisis kapitalisme di akhir 1970-an menyebabkan semakin berkurangnya tingkat keuntungan kaum kapitalis yang berakibat pada jatuhnya akumulasi kapital mereka sehingga meneguhkan mereka untuk kembali pada sistem liberalisme. Doktrin ekonomi Keynessian dianggap sebagai penyebab kehancuran kapitalisme waktu itu yang dimotori oleh ekonom Milton Friedman dan Friederich Hayek. Mereka meyakini bahwa pasar bebas mampu memajukan ekonomi dibandingkan negara dan usaha negara dalam mengatasi kegagalan ekonomi yang lebih mendatangkan kerugian daripada keuntungan. Mereka ingin negara kembali pada fungsi dasarnya dengan cara melakukan deregulasi, privatisasi atau mengkontrakkan sejumlah fungsi negara kepada swasta.

Modifikasi baru ataupun perkembangan dari sistem ekonomi liberalisme dan kapitalisme inilah yang memunculkan Neoliberal. Melaui corporate globalization, mereka merebut kembali ekonomi dan berhasil mengembalikan paham liberalisme, bahkan dalam skala global. Paham liberalisme lama itu kini dihidupkan kembali secara global, yang dikembangkan melalui sebuah “konsensus” yang dipaksakan., yaitu Konsensus 1980-an yang dikenal dengan The Washington Consensus yang dirumuskan oleh John Williamson, seorang ekonom Amerika. Konsensus ini didukung oleh para pembela ekonomi pasar bebas yang berasal dari wakil perusahaan-perusahaan besar Transnasional Corporations (TNC’s) atau Multi Nasional Corporations (MNC’s), Bank Dunia, IMF serta wakil negara-negara kaya. Mereka menyebut kesepakatan itu sebagai “reformasi” ekonomi dengan kebijakan pasar bebas di era global. Intinya adalah negara harus melayani dan memberi kebebasan swasta untuk memperoleh superprofit (bukan sekedar profit).

John Williamson, merumuskan Washington Consensus ke dalam sepuluh butir kebijakan yaitu sebagai berikut.

1.      Disiplin fiskal

Dalam hal ini, hampir semua negara menerapkan sistem budget deficit (deficit anggaran) untuk menyeimbangkan krisis neraca pembayaran dan tingkat inflasi yang tinggi. Hal ini banyak dialami oleh negara-negara miskin karena kelompok orang kaya menyimpan uangnya di luar negeri.

2.      Prioritas pengeluaran publik

Dalam hal ini, konsensus memilih untuk mengalokasikan pengeluaran pemerintah pada program-program yang berpihak kepada rakyat miskin seperti subsidi pendidikan dan kesehatan.

3. Reformasi pajak, yaitu membuat suatu model yang mengkombinasikan basis pajak yang luas dengan tingkat pajak yang rendah.

4. Liberalisasi suku bunga, yaitu tingkat suku bunga ditentukan oleh pasar dan positif secara riil.

5. Tingkat nilai tukar yang kompetitif.

6. Liberalisasi perdagangan terutama penghapusan lisensi dan tarif tunggal.

7. Liberalisasi investasi asing langsung.

8. Privatisasi BUMN

9. Deregulasi yaitu Penghapusan regulasi yang menghambat persaingan kecuali untuk menjaga keamanan, lingkungan, perlindungan konsumen, dan pengawasan lembaga keuangan.

10. Perlindungan hak milik. Jadi, Konsep ekonomi Neoliberalisme berdasar dari sistem ekonomi Kapitalisme yang mengandalkan secara penuh perputaran roda ekonomi melalui mekanisme pasar bebas serta perpindahan modal secara bebas di dalam negeri maupun antarnegara atau disebut dengan pasar global dan bertujuan untuk kesejahteraan bersama.

3. Inti Pemikiran Arief Budiman.

Berikut kami akan mempreetasikan pemikiran Arief Budiman berdasarkan sumber yang terdapat di LMS

A.     Spp Sebagai Polemik

SPP adalah sinkatan dari Sistem Perekonomian Pancasila. Dijelaskan bahwa Mubyarto adalah seorang ahli ekonmi dari UGM yang mecetuskan SPP. Spp secara resmi di pubilaksikan oleh Mubyarto pada saat pidato pengukuhannya sebagai guru besar ekonomi UGM pada bulan mei 1979. Pada September 1980 dalam rangka peringatan dies natalis ke 25 fakulatas Ekonomi UGM maka diselenggarakan seminar tentang SPP dan makalah-malakah tersebut dibukukan dengan judulnya adalah ekonomi Pancasila (Mubyarto dan Boediono 1981).

Tahun 1970-an adalah dasawarsa yang penuh kontradiksi: pertumbahan ekonomi yang tinggi bersamaan dengan tuntutan pemerataan. Spp yang ditawarkan oleh mubyarto adalah  suatu system yang berbicara tentang pertumbuhan ekonomi dan juga suatu  system yang  memecahkan persoalan seputar pemerataan. Spp adalah system ekonomi yang tidak mengandung aspek-aspek kepitalisme-liberalisme, statisme, dan feodalisme.

B.     5 ciri utama SPP

1.      Koperasi sebagai soko guru .

2.      Roda perekonimian digerakan oleh rangsangan ekonomis, social dan moral.

3.      Adanya kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah kemeratan social.

4.      Nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.

5.      Adanya keseimbangan yang jelas antara pelaksanaan di tingkat nasioanal dengan desentralisasai di bidang ekonomi.

6.      Berhadapan dengan konsep spp ini, muncul pertanyaan : dapatkah sistem koperasi  yang menekankan kesehteraan Bersama dihidupkan ditengah-tengah system kapitalis yang menekankan keuntungan pribadi atau di sini kita mempersoalkan hakekat manusia apa itu hakekat manusia?

C.     Membentuk Manusia Sosial  Menurut Arief Budiman

1.      Hakekat manusia dan keserakahan : pokok persoalan kita adalah mencari system perekonomian yang berkeadilan sosial bukan hanya menekankan pertumbuhan saja maka dibutuhkan manusia-manusia sosial yang memiliki nilai solidaritas yang tinggi terhadap manusia lainnya dan juga manusia yang tidak mengutamakan keserakahan.

2.      Keserakahan adalah tingkah laku manusia yang mengutamakan kepnetingan diri secara berlebihan.

3.      Ada 3 macam keserakahan yakni keserakahan akan kekuasaan, seksual dan harta benda (st. Agustinus). Yang menjadi fokus perhatian kita adalah keserakahan akan harta benda sebab bertumbuh bersamaan dengan system kapitalis di Eropa, dimana para pemilik modal terus-menerus mengumpulkan kekayaan bagi dirinya tanpa memperhatikan manusia lainnya. Bagaimanakah asal mula dari keserakahan diri tersebut?

4.       Ada dua tonggak sejarah lahirnya system kapitalis : pertama, munculnya buku the wealth of nation dari Adam Smith pada tahun 1776. buku mengaskan bahwa keserakahan individu tidak bertentangan dengan kepentingan umum sebab keserakahan individu dengan mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya berguna bagi kemajuan masyarakat seluruhnya.  Kedua, revolusi perancis yang meledak pada tahun 1789 dengan semboyannya adalah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Pengaruhnya adalah fedalisme eropa diruntuhkan dan system kapaitalis berkuasa.

D.    Karl Marx Dan Sosialisme

1.      Das kapital karl marx : Akhlak manusia ditentukan oleh materi.

2.      Teori marxisme berprinsipkan pada sosialisme maka digunakan oleh kaum komunis Indonesia untuk berpikir tentang ekonomi yang berlandaskan pada sosialisme Pancasila yang mencari keseimbangan antara hidup rohani dan raga. 

3.      Tujuan sosialisme adalah penegembangan kepribadian dari masing-masing individu.

E.     Manusia Pancasila Dan Cara Membentuknya

Manusia Pancasila adalah manusia yang tidak serakah atas harta benda.

3 tahap pemebentukan manusia Indonesia : pertama, mereka yang mengelak membicarakan persoalan ini karena terlalu rumit, tahap kedua, mereka yang beraggapan bahwa manusia Pancasila dapat dibentuk melalui proses Pendidikan. Ketiga, manusia Pancasila dibentuk melalui  penertiban oleh suatu kekuatan penguasa. Tahap ketiga inilah yang memiliki kesamaan dengan penganut teori kapitalisme sebab pada kapaitalisme juga diusahakan bahwa fungsi negara adalah membatasi keserakahan yang merajalela di sektor swasta.

F.     Kesimpulan

Kapitalisme, SPP dan sosialisme usahanya mengekang keserakahan manusia.

1.      Kapitalisme : Manusia serakah  merupakan kodrat  atau hakekat dari manusia sehingga untuk mengatasinya diperlukan persaingan bebas dan campur tangan negara sehingga terjadi pembatasan keserakahan manusia.

2.      SPP : manusia serakah itu dapat diubah menjadi manusia social caranya adalah dengan melakukan pendekatan secara psikologis atau ilmu   kejiwaan   melalui Pendidikan dan rangsangan moral sehingga mencapai manusia sosial.

3.      Sosialisme melihat manusia serakah dibentuk oleh system kapitalisme yang memberi ruang kepada individu-individu mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan alat-alat produksi yang dimilikinya. Oleh karena itu, suapaya   dapat diubah menjadi manusia social caranya adalah menggunakan pendekatan sosiologis. Yang digarap adalah masyarakat dengan cara mengubah kondisi material manusia bukan individu secara pribadi.  

4.      Kapitalisme, SPP dan sosialisme usahanya mengekang keserakahan manusia.

Kapitalisme : Manusia serakah  merupakan kodrat  atau hakekat dari manusia sehingga untuk mengatasinya diperlukan persaingan bebas dan campur tangan negara sehingga terjadi pembatasan keserakahan manusia.

SPP : manusia serakah itu dapat diubah menjadi manusia social caranya adalah dengan melakukan pendekatan secara psikologis atau ilmu   kejiwaan   melalui Pendidikan dan rangsangan moral sehingga mencapai manusia sosial.

Sosialisme melihat manusia serakah dibentuk oleh system kapitalisme yang memberi ruang kepada individu-individu mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan alat-alat produksi yang dimilikinya. Oleh karena itu, suapaya   dapat diubah menjadi manusia social caranya adalah menggunakan pendekatan sosiologis. Yang digarap adalah masyarakat dengan cara mengubah kondisi material manusia bukan individu secara pribadi.  

4. Hubungan Pemikiran Arief Budiman dan Teologi:

Sebelumnya kita telah melihat sumbangan pemikitan Arief Budiman teristimewa melawan realitas ekonomi neoliberal d Indonesia, kali ini kita akan melihaht hubugan pemikitan Arif Budiman dgn teologi. Kami kelompok menemukan kesamaan antara pemikiran Arief Budiman dan teologi Katolik. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Arif adalah seorang marxis, bahkan ia juga dijuluki penyebar ajaran neo marxime di Indonesia. Berbicara tentang marxisme secara sederhana berarti berbicara tentang perjuangan kaum lemah yang ditindas oleh kaum kuat bernama kapitalis. Tujuan utamanya yakni kesamaan dan keadilan sosial. Arief Budiman adalah marxis yakni pejuang keadilan sosial atas dasar ajaran Marx.

a.       Inti pmikiran Arief Budiman tentang sosialitas manusia, (Budiman seorg marxis),

Arif Budiman mengkritik keserakahan man usia. Kapitalisme it semua adaah akibat keserakahn. Ia memperjuangkan keadilan sosial.

b. Teologi Pembebasan Sebagai Pengaruh Dari Marxisme.

Pertama, Teologi pembebasan, adalah sebuah paham akan peran agama dalam lingkup sosial,yakni pengontekstualisasian ajaran-ajaran dan nilai agama pada masyarakat konkret di sekitarnya. Bisa dikatakan sebagai upaya-upaya untuk merealisasikan pengajaran Alkitab di tengah-tengah kondisi dan situasi praksis, tentunya dalam kondisi dan situasi rakyat yang miskin dan tertindas.

            Beberapa teks Alkitab yang sering digunakan sebagai landasan teologi pembebasan yakni : pertama, Kisah yg tercantum dlm kitab keluaran tatkala bani Israel berada di tanah mesir, Tuhan telah mndegarkan jeritan mereka dan mebebaskan mereka dari perbudakan dan penderitaan.

Kedua, nyanyian pujian maria yg terdapat dalam injil Lukas 1:46-55.. Iamemperlihatkan kekuasaanya dengan perbuatan tanganya dan mencerai beraikan orang-orang yang congkak hatinya, Ia menurunkan orang-orang yg berkuasa dari tahtanya dan meninggikan orang-orang rendah, Ia melimpahkan segala yg baik kepada orang-orang lapar dan menyuruh orang yang kaya pergi dgn tangan hampa.

Ketiga nubuat Yesaya tentang pekerjaan Mesias “untuk menyampaikan kabar baik kepada orang yang miskin dan Ia telah mengutus aku untuk mmbebaskan paratawanan, penglihatan bagi orang buta, pembebasan bagi yg tertindas

Keempat, penghakimat terakhir yg terdapat dlm Injil (Mateus 25:31-46) dimana penghakiman tuhan berdasrkan sikap seseorg terhadap yg menderita dan miskin.

            Menurut Gutierez pmbebasan sejati mempunyai tiga dimensi pertama, mencaku pembebasan politik dan sosial, penghapusan hal2 yg langsung menyebabkan kemiskinan danketidakadilan. Kedua, pembebasan mencakup emansipasi kaum miskin, kaum marjinal,  merek yg terinjak2 dari segala sesuatu yg membatasi kemampuan mereka utuk mengembangkn diri dgn bebas dan bermartabat. Ketiga, teologi pembebasan mencakup pembebsan dari egoism dan dosa, [mbentukan kembali hubungan dgn Allah dan org lain.

Kedua, kesamaan pemikiran teologi pembebasan dan rumusan Karl Marx yaitu :

Pertama, Teologi pembebasan tidak ingin hanya menafsirkan dunia, melainkan mengubah dunia. Persis seperti ungkapan Karl Marx bahwa para filsuf hanya menginterpretasi tentang dunia padahal yang terpenting adalah mengubahnya.

Kedua, Keadaan masyarakat dianggap sebagai perjuangan kelas.

Ketiga, di dalam teologi pembebasan sama seperti di dalam marxisme, bahwa kelas yang ditindas dibedakan dari kelas yang menindas.

Keempat, sama seperti marxisme bahwa teologi pembebasan berpikir struktur-struktur masyarakat harus dirubah..

c. Konklusi

            Kami melihat bahwa pemikiran dan perjuangan Arief Budiman yang Marxis ini bisa dihubungkan dengan teologi teristimewa teologi pembebasan sama-sama mengkiritk sistem yang tidak adil dan keserakahan kaum kapitalis, serta memperjuangkan keadilan sosial. Arief memperjuangkan manusia Pancasila yakni bebas dari keserakahan.

Nama Kelompok : OCD

1.      Krisantus Yustus Ft.4068

2.      Yuventus Bere Seran Ft.4070

3.      Kristoforus Leba Ft. 4069

4.      Yohanes Lende  Ft.4071

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...