ARTI PLURALISME AGAMA DALAM FILM “(?)”
TANDA TANYA
1. Pengantar :
Pluralisme agama adalah suatu
realitas yang tidak bisa dielakan lagi. Di Indonesia sangat kelihatan bahwa
masyrakatnya sangat plural bukan saja dalam bidang agama tetapi juga ras, suku
dan lain-lain. Namun puralisme agama sering menjadi biang konflik walaupun di
mata dunia Indonesia adalah contoh masyarakat plural yang harmonis, tapi pada
kenyataannya tidak selalu begitu. Ada konflik akar rumput, masih terjadi
perkelahian verbal dan kadang-kadang juga perkelahian fisik. Mengapa orang
masih saja begitu, dari film berjudul (?) tanda Tanya ini kita mendapat sedikit
jawaban dan juga solusi sederhana.
Jauh lebih mendalam saya akan
memberi gambaran pokoknya dan beberapa paradigma teologi yang perlu diketahui
serta pelajaran pribadi saya yang perlu untuk konteks kehidupan di Indonesia,
sebab bagi saya film ini sangat cocok untuk menjadi inspirasi kita, sebagai
koreksi untuk masa lalu yang kelam dan motivasi untuk perubahan ke masa depan
yang baik.
2. Film “?” Dan Maknanya
a.
Problem
Pokok Dalam Film
Film yang berjudul tanda tanda tanya (?) disutradarai
oleh Hanung Bramantyo. Secara singkat dalam film ini diceritakan tentang realitas
keberagamaan di Indonesia, bawasannya ada banyak agama yang dianut oleh orang
Indonesia. Adapun dalam adegan film
tersebut dipertunjukan bagaimana hubungan antara umat beragama teristimewa Islam,
Budha, dan Katolik. Orang Islam terlihat sangat radikal dan inklusiv sehingga
segala kegiatan agama lain teristimewa aktivitas dagangannya harus disesuaikan dengan aturan
Islam. Pada masa puasa warung milik keluarga Budha itu ditutup dan tidak boleh menjual
daging babi sembarangan. Sedangkan dari persepektif orang Budha, kelihatan si
pemilik warung sangat toleran dengang orang dari agama lain. Ia memepekerjakan
orang Islam, memperlakukan libur pada pekan suci Islam, meski nanti anak
pemilik warung ini membuat aturan lain. Dari sisi agama Katolik terlihat ada
beberapa dari pemeran yang menunjukan sikap ultra konservativ, ketika adegan
jalan salib Jumad Agung mereka menolak tokoh yang berperan sebaai Yesus sebab
Ia beragama Islam, namun Pastor Katolik dalam film tersebut justeru memiliki
sikap yang sangat positive tentang arti pluralitas.
Babak pertama film ini bisa
dikatakan sebagai adegan yang mempresentesekan ralitas akar rumput dimana ada fanatisme
agama, kecintaan terhadap keyakinan sendiri yang berlebihan dan mengorbankan
orang lain yang berbeda keyakinan. Pada babak kedua terlihat jelas titik kebalikannya,
bahwa konservativ hanya akan membawa kekacauan dan pemecahan yang
berkepanjangan, di sana terjadi rekonsiliasi serta pembaharuan sikap dan
penerimaan terhadap perbedaan.
b.
Beberapa Paradigma Teologi Yang Dapat
Menerangi
Beberapa paradigma teologi
dari film tersebut.
a. Ekslusifisme
:
Eksklusif berarti menutup
diri dari orang lain yang berbeda entah itu keyakinan, suku, ras, golongan, dan
lain-lain. Sifat eksklusif bisa berakibat pada fanatik dan egois. Dalam teologi,
eklsusifisme berarti suatu cara pandang yang meyakini bahwa agamanya saja yang
benar, sedangkan agama lain tidak benar. Pandangan ekslusifisme ini akan
menjadi problem bagi kita untuk membangun dialog antar agama. Dalam babak
pertam film terlihat jelas beberapa tokoh yang ekslusiv ini.
b. Inklusifisme
Inklusifisme berarti
suatu pandangan yang menyatakan bahwa apa yang saya yakini itu benar tapi apa
yang orang lain yakini juga benar, namun saya tetap pada keyakinan saya dan
tidak terpengaruh oleh keyakinan orang lain. Kita bisa berdialog dengan orang
yang bersifat sangat inklusif, walau mungkin mereka tidak akan seperti kita
tapi mereka tetap meyakini kebenaran kita. Dalam film tersebut ada beberapa
tokoh yang memiliki pandangan inklusif ini. Pemilik warung yang mempekerjakan
orang Islam, atau pastor yang memilih seorang Islam untuk berperan menjadi
Yesus dalam adegan jalan salib.
c. Pluralisme
Plural berarti banyak, dalam
pandangan ini semua orang dan kebenarannya sama. Merka meyakini bahwa kebenaran
itu terdapat pada semua orang, semua agama, sehingga agama saya juga sama
dengan agama orang lain. Menurut saya orang yang pluaralis terkadang tidak
tegas dalam statusnya, Ia bisa saja tetap pada keyakinan pribadi dirinya tetapi
juga bisa berpindah ke keyakinan lain, sebab baginya semua sama. Ada beberapa
tokoh dalam film yang menunjukan sikap pluralis ini. Anak tukang warung yang
kemudian justeru menjadi Islam. Bagi saya inilah bukti pluralisme.
Menurut saya sikap inklusif itu penting
termasuk inklusif dalam beragama, artinya kita menerima kebenaran dalam agama
lain dan mengakuinya walau kita tidak harus seperti mereka. Dalam perspektif
saya sebagai orang Katolik, saya yakin bahwa agama Islam atau agama Budha juga
mengajarkan kebenran dalam agamanya tetapi saya tidak harus masuk atau menjadi Islam
atau Budha sebab agama saya juga benar dan mengajarkan jalan kepada
keselamatan. Dengan pengakuan dan penerimaan akan agama lain, maka hal tersebut
bisa menciptakan peluang dialog antar agama.
c.
Pembelajaran Pribadi Yang Dapat Diperoleh Dalam Kaitan Dengan
Konteks Indonesia
Dari film tersebut saya menemukan beberapa
hal penting yang sangat cocok sebagai inspirasi bagi kita di Indonesia.
1. Kehancuran
Iman Karena Kebodohan
Banyak konflik justeru terjadi pada
orang-orang yang berpendidikan rendah sebab pengetahuan mereka sempit. Orang yang
berpendidikan tinggi cendrung bersikap inklusif terhadap agamanya.
2.
Jika orang tidak berseteru dengan kita, walau dia beragama lain tetap mesti
menghrgai mereka.
3.
Minta maaf dan memberi maaf itu penting untuk memulihkan hubugan baik.
Maaf
adalah kata kunci untuk pemulihan atau perdamain setelah kita berseteru. Minta maaf
dan memberi maaf atau memaafkan.
4.
Dalam berbisnis bukan hanya keuntungan finansial
belaka yang mau diperoleh tetapi persaudaraan dan keakraban itu yang lebih
penting.
5.
Percayalah bahwa manusia bisa berubah. Setiap perubahan kepada kebaikan kita
mesti apresiasi, sebab orang-orang yang telah mengalami dalamnya kekelaman masa
lalu akan mudah berempati dan memahami orang lain yang sedang dalam posisinya
dia di masa lalu sehingga akan mudah berdialog.
6.
Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, walau mungkin tiap manusia berjalan
sendiri, tapi arahnya sama. Namun kalau dipikir sebenarnya di sepanjang jalan
dia tidak pernah sendri, Ia bersama siapa yangg dicarinya dan tujuannya yaitu Tuhan.
Manusia adlah mahluk sosial, kalaupun Ia mengalami kesendirin sebenarnya masi
ada Tuhan yang menyertainya.
10.
Apa itu Islam? Islam adalah penyerahan hati, dan jiwa. Menjadi Islam = mejadi manusia
yang terus berubah kearah yang baik dan bermanfaat. Diperbaharui terus menerus dan
menjadi bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling anda.
11.
Cintailah yang lain seperti kamu mencintai dirimu sendiri (Mat 22:34-40)
12.
Cinta sejati tak pilih kasih, tak bersyarat, tak melekat, dan selalu ingin
membagi pada sesamanya. (Budha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar