Minggu, 15 November 2020

FIlm ?

 

ARTI PLURALISME AGAMA DALAM FILM “(?)” TANDA TANYA

1. Pengantar :

            Pluralisme agama adalah suatu realitas yang tidak bisa dielakan lagi. Di Indonesia sangat kelihatan bahwa masyrakatnya sangat plural bukan saja dalam bidang agama tetapi juga ras, suku dan lain-lain. Namun puralisme agama sering menjadi biang konflik walaupun di mata dunia Indonesia adalah contoh masyarakat plural yang harmonis, tapi pada kenyataannya tidak selalu begitu. Ada konflik akar rumput, masih terjadi perkelahian verbal dan kadang-kadang juga perkelahian fisik. Mengapa orang masih saja begitu, dari film berjudul (?) tanda Tanya ini kita mendapat sedikit jawaban dan juga solusi sederhana.

            Jauh lebih mendalam saya akan memberi gambaran pokoknya dan beberapa paradigma teologi yang perlu diketahui serta pelajaran pribadi saya yang perlu untuk konteks kehidupan di Indonesia, sebab bagi saya film ini sangat cocok untuk menjadi inspirasi kita, sebagai koreksi untuk masa lalu yang kelam dan motivasi untuk perubahan ke masa depan yang baik.

2. Film “?” Dan Maknanya

a.      Problem Pokok Dalam Film

Film yang berjudul tanda tanda tanya (?) disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Secara singkat dalam film ini diceritakan tentang realitas keberagamaan di Indonesia, bawasannya ada banyak agama yang dianut oleh orang Indonesia. Adapun dalam  adegan film tersebut dipertunjukan bagaimana hubungan antara umat beragama teristimewa Islam, Budha, dan Katolik. Orang Islam terlihat sangat radikal dan inklusiv sehingga segala kegiatan agama lain teristimewa aktivitas  dagangannya harus disesuaikan dengan aturan Islam. Pada masa puasa warung milik keluarga Budha itu ditutup dan tidak boleh menjual daging babi sembarangan. Sedangkan dari persepektif orang Budha, kelihatan si pemilik warung sangat toleran dengang orang dari agama lain. Ia memepekerjakan orang Islam, memperlakukan libur pada pekan suci Islam, meski nanti anak pemilik warung ini membuat aturan lain. Dari sisi agama Katolik terlihat ada beberapa dari pemeran yang menunjukan sikap ultra konservativ, ketika adegan jalan salib Jumad Agung mereka menolak tokoh yang berperan sebaai Yesus sebab Ia beragama Islam, namun Pastor Katolik dalam film tersebut justeru memiliki sikap yang sangat positive tentang arti pluralitas.

            Babak pertama film ini bisa dikatakan sebagai adegan yang mempresentesekan ralitas akar rumput dimana ada fanatisme agama, kecintaan terhadap keyakinan sendiri yang berlebihan dan mengorbankan orang lain yang berbeda keyakinan. Pada babak kedua terlihat jelas titik kebalikannya, bahwa konservativ hanya akan membawa kekacauan dan pemecahan yang berkepanjangan, di sana terjadi rekonsiliasi serta pembaharuan sikap dan penerimaan terhadap perbedaan.

 

b.      Beberapa Paradigma Teologi Yang Dapat Menerangi

Beberapa paradigma teologi dari film tersebut.

a.       Ekslusifisme :

Eksklusif berarti menutup diri dari orang lain yang berbeda entah itu keyakinan, suku, ras, golongan, dan lain-lain. Sifat eksklusif bisa berakibat pada fanatik dan egois. Dalam teologi, eklsusifisme berarti suatu cara pandang yang meyakini bahwa agamanya saja yang benar, sedangkan agama lain tidak benar. Pandangan ekslusifisme ini akan menjadi problem bagi kita untuk membangun dialog antar agama. Dalam babak pertam film terlihat jelas beberapa tokoh yang ekslusiv ini.

b.      Inklusifisme

Inklusifisme berarti suatu pandangan yang menyatakan bahwa apa yang saya yakini itu benar tapi apa yang orang lain yakini juga benar, namun saya tetap pada keyakinan saya dan tidak terpengaruh oleh keyakinan orang lain. Kita bisa berdialog dengan orang yang bersifat sangat inklusif, walau mungkin mereka tidak akan seperti kita tapi mereka tetap meyakini kebenaran kita. Dalam film tersebut ada beberapa tokoh yang memiliki pandangan inklusif ini. Pemilik warung yang mempekerjakan orang Islam, atau pastor yang memilih seorang Islam untuk berperan menjadi Yesus dalam adegan jalan salib.

c.       Pluralisme

Plural berarti banyak, dalam pandangan ini semua orang dan kebenarannya sama. Merka meyakini bahwa kebenaran itu terdapat pada semua orang, semua agama, sehingga agama saya juga sama dengan agama orang lain. Menurut saya orang yang pluaralis terkadang tidak tegas dalam statusnya, Ia bisa saja tetap pada keyakinan pribadi dirinya tetapi juga bisa berpindah ke keyakinan lain, sebab baginya semua sama. Ada beberapa tokoh dalam film yang menunjukan sikap pluralis ini. Anak tukang warung yang kemudian justeru menjadi Islam. Bagi saya inilah bukti pluralisme.

Menurut saya sikap inklusif itu penting termasuk inklusif dalam beragama, artinya kita menerima kebenaran dalam agama lain dan mengakuinya walau kita tidak harus seperti mereka. Dalam perspektif saya sebagai orang Katolik, saya yakin bahwa agama Islam atau agama Budha juga mengajarkan kebenran dalam agamanya tetapi saya tidak harus masuk atau menjadi Islam atau Budha sebab agama saya juga benar dan mengajarkan jalan kepada keselamatan. Dengan pengakuan dan penerimaan akan agama lain, maka hal tersebut bisa menciptakan peluang dialog antar agama.

 

c.       Pembelajaran Pribadi  Yang Dapat Diperoleh Dalam Kaitan Dengan Konteks Indonesia

Dari film tersebut saya menemukan beberapa hal penting yang sangat cocok sebagai inspirasi bagi kita di Indonesia.

1.      Kehancuran Iman Karena Kebodohan

Banyak konflik justeru terjadi pada orang-orang yang berpendidikan rendah sebab pengetahuan mereka sempit. Orang yang berpendidikan tinggi cendrung bersikap inklusif terhadap agamanya.

2. Jika orang tidak berseteru dengan kita, walau dia beragama lain tetap mesti menghrgai mereka.

3. Minta maaf dan memberi maaf itu penting untuk memulihkan hubugan baik.

Maaf adalah kata kunci untuk pemulihan atau perdamain setelah kita berseteru. Minta maaf dan memberi maaf atau memaafkan.

4. Dalam berbisnis  bukan hanya keuntungan finansial belaka yang mau diperoleh tetapi persaudaraan dan keakraban itu yang lebih penting.

5. Percayalah bahwa manusia bisa berubah. Setiap perubahan kepada kebaikan kita mesti apresiasi, sebab orang-orang yang telah mengalami dalamnya kekelaman masa lalu akan mudah berempati dan memahami orang lain yang sedang dalam posisinya dia di masa lalu sehingga akan mudah berdialog.

6. Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, walau mungkin tiap manusia berjalan sendiri, tapi arahnya sama. Namun kalau dipikir sebenarnya di sepanjang jalan dia tidak pernah sendri, Ia bersama siapa yangg dicarinya dan tujuannya yaitu Tuhan. Manusia adlah mahluk sosial, kalaupun Ia mengalami kesendirin sebenarnya masi ada Tuhan yang menyertainya.

10. Apa itu Islam? Islam adalah penyerahan hati, dan jiwa. Menjadi Islam = mejadi manusia yang terus berubah kearah yang baik dan bermanfaat. Diperbaharui terus menerus dan menjadi bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling anda.

11. Cintailah yang lain seperti kamu mencintai dirimu sendiri (Mat 22:34-40)

12. Cinta sejati tak pilih kasih, tak bersyarat, tak melekat, dan selalu ingin membagi pada sesamanya. (Budha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Perihal Hidup: Sejak awal 2023, saya sudah disibukkan dengan satu pekerjaan baru yakni penyelenggara Pemilu persisnya panwaslu desa (PKD...